Makanan khas buka puasa ini diyakini warga berkasiat untuk kesehatan, karena adonannya dari bahan pokok beras, kelapa, dan campuran rempah seperti kunyit, merica serta 44 jenis dedaunan berkasiat yang diambil dari hutan.
“Ie Bu Peudah ini berkasiat untuk kesehatan pencernaan seperti, sakit maag dan lambung, makanan ini juga bagus untuk anak-anak atau orangtua,” kata Said Azhar, Kepala Desa Beung Bak Jok, Senin (7/21/2014).
Masakan menu buka puasa berkasiat ini, kata Said, dimasak oleh pemuda secara berkelompok setiap harinya, selama bulan Ramadhan. Bagi para koki yang diberikan tugas akan bertanggung jawab untuk mengadon masakan ini selama tiga jam, hingga selesai membagikan kepada warga.
“Tugas yang masak tiap hari 5 atau 4 orang pemuda, mereka tiap hari berganti-ganti, karena sudah dibagi kelompok. Tradisi memasak ie bu peudah merupakan kebiasaan yang telah mereka lakukan sejak dulu secara turun temurun," kata dia.
Masakan Ie Bu Peudah ini, terdiri dari bahan pokok beras, kelapa parut, dan campuran rempah seperti kunyit, merica, serta 44 macam jenis daun berkasiat yang diambil dari hutan, semua bahan ini telah disiapkan terlebih dahulu oleh warga, sejak menjelang bulan puasa tiba. Selanjutnya semua bahan diaduk dalam sebuah kuali besar dan dimasak selama tiga jam.
“44 jenis daun berkasiat dari hutan itu sudah dipersiapkan sebelum bulan puasa, sementara beras, kelapa dan sejumlah bahan lainnya sumbangan dari warga secara sukarela” kata dia.
Ie Bu Peudah ini memiliki aroma khas dan warna kecoklat-coklatan, atau sejenis makanan bubur dengan cita rasa sedikit pedas dan diyakini warga memiliki khasiat untuk pencernaan. “Jika memakan sepiring ie bu peudah pada saat berbuka puasa, maka tubuh terasa segar dan ibadah tarawih dapat dilakukan dengan sempurna,” kata Abubakar, salah satu warga yang setiap hari mengambil Ie Bu Peudah.
Ie Bu Pedah ini memang dimasak untuk dibagikan secara gratis kepada warga kampung dan bagi siapa saja yang ingin menikmati masakan khas Ramadhan ini. Selama tiga jam lebih masakan ini diaduk dan siap disajikan. Selepas shalat ashar, warga dari berbagai kalangan baik anak-anak maupun orangtua mulai berdatangan ke dapur mushalla untuk mengambil ie bu peudah yang dibagikan oleh petugas.
Sementara itu, para pemuda yang secara bergantian setiap harinya memasak ie bu peudah selepas shalat zuhur, mengaku menikmati tugas yang dibebankan kepada mereka. Selain untuk menghabiskan waktu sambil menunggu tibanya waktu berbuka, aktivitas ini mereka anggap menjadi sebagai amal ibadah, karena memasak menu berbuka untuk warga yang menjalankan ibadah puasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.