Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Komentar MUI soal Ustaz yang Melecehkan 4 Profesi

Kompas.com - 18/07/2014, 14:58 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar, KH Sanusi Baco angkat bicara terkait pernyataan Abdurrahman Qayyum, salah satu ustaz asal Makassar yang melecehkan empat profesi, yakni penjahit, wartawan, pensiunan rajin bawa proposal serta pedagang berwatak China.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (17/7/2014) malam, KH Sanusi Baco menilai, profesi wartawan merupakan pekerjaan yang mulia. Wartawan adalah penyiar kebenaran seperti pendakwah.

Sanusi pun mempertanyakan alasan ustaz Abdurrahman yang menilai keempat profesi tadi tidak bermanfaat atau jelek. Apalagi pernyataan itu muncul dari mulut seorang sarjana.

"Jika seorang sarjana dan doktor, apa dalihnya serta apa argumennya tentang profesi yang jelek? Mengenai evaluasi gelar ustaz Abdurrahman Qayyum, kita kembalikan ke Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin yang memberikan gelar tersebut. Apalagi yang bersangkutan adalah dosen di sana," tuturnya.

Dia menyebutkan, ada petunjuk dari Al Quran tentang bil hikmah, bahwa dakwah harus menyentuh pendengarnya.

"Jika dakwah, apa yang keluar dari hati melalui mulut, tentu akan menyentuh pendengarnya. Jika dakwah hanya keluar dari mulut tanpa dari hati, tentunya tidak dapat menyentuh pendengarnya," jelas Sanusi.

Sebelumnya diberitakan, Abdurrahman Qayyum yang merupakan ustaz asal Makassar dikecam karena melecehkan empat profesi saat membawakan ceramah Ramadhan di Masjid Taqwa, Kabupaten Enrekang.

Dalam ceramahnya, Abdurrahman Qayyum menyebutkan empat profesi yang harus dihindari, yakni wartawan, penjahit, pensiunan rajin bawa proposal dan pedagang berwatak China.

"Sebaiknya hindari empat profesi di antaranya penjahit, wartawan, pensiunan rajin bawa proposal serta pedagang berwatak China. Profesi wartawan, pilihan profesi yang harus dihindari sebagai pilihan kerja. Bukan karena bentuk pekerjaannya bersentuhan barang kotor, tapi nilai manfaat ibadahnya lebih kecil, dibanding mudaratnya," kata Abdurrahman Qayyum.

"Penjahit tak pernah lepas dari kebohongan, janji pada pemesan. Rasulullah SAW menganjurkan, keempat profesi itu jangan dipilih jadi profesi mencari nafkah,” lanjut dia seperti yang dilansir media cetak lokal di Makassar.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com