Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Infus, Kondisi Bayi Scolastika yang Alami Gizi Buruk Makin Kritis

Kompas.com - 14/07/2014, 09:45 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com
- Kondisi Scolastika Bana (1) yang dirawat di RSUD Kefamenanu karena gizi buruk dan komplikasi penyakit lainnya makin kritis. Dokter spesialis penyakit anak di RSUD Kefamenanu, Mervin Tri Hadianto, mengatakan, bayi asal Desa Humusu C, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, memang sudah kritis sejak dirujuk dari Puskesmas Insana Utara akibat gagal infus.

“Bayi ini gagal infus karena semua venanya kolaps (banyak bekas tusukan infus dari Puskesmas Insana Utara), sehingga antibiotiknya oral. Kalau infus dengan oral kurang maksimal jika dibandingkan dengan yang injeksi. Namun untuk keadaan (fisik bayi) umumnya sangat jelek,” kata Mervin, Senin (14/7/2014).

“Saat dibawa datang (dirujuk), keadaanya sudah amat parah kesadaran turun dan tak ada kontak mata, tetapi kita akan terus berusaha menangani dengan baik,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus gizi buruk menimpa Scolastika. Lantaran berat badannya hanya 5 kilogram saja, Scolastika harus mendapatkan perawatan medis di bangsal anak kelas III RSUD Kefamenanu (baca selengkapnya: Kena Gizi Buruk, Bayi Scolastika Dirawat di Rumah Sakit).

Yuliana Kolo (41), Ibu kandung Scolastika, ketika ditemui Kompas.com di RSUD Kefamenanu, Minggu (13/7/2014) mengatakan anak bungsunya itu baru sehari di rawat di RSUD Kefamenanu, setelah sebelumnya dirawat selama tiga hari di Puskesmas Insana Utara.

“Waktu dia lahir berat badannya normal yakni 3,6 kilogram namun sekitar bulan Juni, badannya mulai turun dan lima hari yang lalu badannya panas tinggi disertai dengan buang air besar (mencret) sehingga saya langsung bawa ke Puskesmas. Saat dirawat di Puskesmas sempat sembuh, namun berselang satu hari buang air besar lagi hingga akhirnya di rujuk ke sini,” ujar Yuliana.

Untuk pola makan Scolastika, lanjut Yuliana, dirinya mengaku sama seperti empat anaknya yang terdahulu. Hanya untuk pemberian susu formula frekuensinya tidak rutin karena terbatasnya biaya. Maklumlah, penghasilan sang suami, Nikolas Bana (44), dari pekerjaannya sebagai petani lahan kering pas-pasan.

“Sekarang kami pasrah saja kepada Tuhan dan semoga dokter bisa membantu menyembuhkan penyakit anak saya ini,” kata Yuliana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com