"Saya juga tidak tahu kenapa (disegel), tidak ada alasan. Kegiatan shalat biasa, fungsi masjid kan untuk ibadah," ujar Saeful kepada Kompas.com, Kamis (3/7/2014).
Saeful mengatakan, sebelumnya masyarakat tidak pernah mengeluhkan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut dia, Ahmadiyah juga tidak pernah melakukan kegiatan-kegiatan yang menyesatkan masyarakat.
"Masjid sudah berdiri dari tahun 1965. Hubungan dengan masyarakat biasa saja," ujarnya.
Saeful menyesalkan penyegelan tersebut terjadi menjelang bulan puasa. Ia mengatakan, masyarakat kesulitan melakukan ibadah shalat tarawih . Saeful mengatakan, pihaknya juga telah menyurati pemerintah daerah Ciamis untuk membuka segel tersebut, namun belum ada tanggapan. Ia berharap ada itikad baik dari pemerintah untuk membuka segel karena menurutnya penyegelan tersebut tidak beralasan.
"Kita beritahukan baik-baik. Kalau tidak dibuka-buka, kita sendiri yang akan membuka," kata Saeful.
Sebelumnya diberitakan, saat menemui KontraS, Saeful mengatakan, konflik ini terjadi sejak April 2014 lalu. Saat itu, pihak kepolisian setempat meminta para jemaah untuk menutup masjid. Namun, pihaknya tidak melakukan penutupan dan tetap melaksanakan pengajian secara rutin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.