Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi dan TNI Gagalkan Penyelundupan 2 Senapan dan Ribuan Amunisi dari PNG

Kompas.com - 28/06/2014, 02:46 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com — Tim gabungan dari Kepolisian Daerah Papua dan TNI yang ditempatkan di Papua, Rabu (25/6/2014), menggagalkan upaya penyelundupan dua senapan dan ribuan amunisi ke wilayah tersebut. Kedua senapan tersebut merupakan pesanan kelompok sipil bersenjata pimpinan Puron Wenda.

“Sebelum disergap, kami (TNI-Polri) sudah melakukan pengintaian selama sebulan," Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Tito Karnavian, dalam gelar perkara bersama Pangdam XVII Cendrawasih Mayjen TNI Christian Zebua, Jumat (27/6/2014).

Menurut Tito, senjata dan amunisi tersebut dibeli dari para penebang kayu di Papua Niugini (PNG) dan diselundupkan lewat jalur darat di Wutung, Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura. Dia mengatakan, kelompok Puron Wenda adalah kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Nasional– Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM).

Tito mengatakan, kelompok Puron Wenda beroperasi di Kabupaten Lanny Jaya hingga Kabupaten Puncak Jaya. Kelompok ini pun beberapa kali terlibat penyerangan terhadap aparat TNI dan Polri.

Seperti diberitakan sebelumnya, tim gabungan TNI-Polri menyergap sebuah mobil Carry yang mengangkut 4 penumpang yang membawa dua senjata api beserta seribuan amunisi, di Kampung Abe Pantai, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Rabu.

Dari penyergapan tersebut, disita dua pucuk senjata laras panjang engkel loop, bersama 997 butir amunisi kaliber 7,62 mm, 88 butir amunisi kaliber 38 mm, 25 butir amunisi kaliber 45 mm, dan 51 butir amunisi double loop kaliber 5,56 mm.

Di dalam mobil tersebut juga ditemukan parang, busur, dan anak panah beserta sejumlah dokumen TPN-OPM. Menurut Tito, dari empat orang yang ditangkap saat penyergapan, kepolisian masih menahan tiga orang, yakni EW (37) warga Sentani, Kabupaten Jayapura; DW (19) warga Kampung Harapan, Sentani; dan TT (42) warga Kampung Balingga, Distrik Sinak Kabupaten Puncak.

“Satu orang, yakni R (20), yang ada kaitan dengan kelompok ini, sudah dipulangkan. Tiga orang ini ditahan di Mapolda Papua dan masih dalam pemeriksaan lanjut,” ungkap Tito.

Sementara itu, Christian mengatakan, TNI tidak membenci warga Papua ataupun yang berseberangan paham dengan NKRI. Namun, ujar dia, TNI harus mengambil langkah persuasif untuk mendekati dan menyadarkan warga yang berbeda paham itu.

“Seperti kemarin, kami tahu mereka membawa senjata dan amunisi, tetapi karena mereka tidak melawan sehingga kami tangkap hidup-hidup dan kami serahkan untuk diproses hukum,” terang Christian. Namun, bila kelompok-kelompok yang berseberangan ini sudah mengganggu masyarakat, ujar dia, maka prajurit TNI tidak akan memberi ampun.

Christian pun mengatakan, tertembak matinya salah satu pimpinan TPN-OPM di Puncak Jaya, Timika Wonda, yang menyerang patroli TNI sebenarnya disayangkan. "Sebenarnya kami menginginkan ia ditangkap hidup-hidup,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com