Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

74 Persen Irigasi Buruk, Petani Dilibatkan Program Pemeliharaan

Kompas.com - 27/06/2014, 08:54 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sebanyak 74 persen dari 675 daerah irigasi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, disebut berkondisi buruk. Kondisi cuaca ekstrem mengakibatkan banyak daerah irigasi tak terairi karena penurunan dasar sungai. Petani pun dilatih untuk program pemeliharaan irigasi.

‘’Kelompok tani dan P3A mendapat pelatihan terkait operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Pelatihan ini menyangkut pengelolaan irigasi berbasis partisipasi masyarakat,’’ ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, Totik Oktariyanto, Kamis (26/6/2014).

Berdasarkan data DPU Kabupaten Semarang, hanya 26 persen kondisi fisik irigasi yang masih berkondisi baik dan 65 persen irigasi yang berfungsi optimal. Totik mengatakan instansinya mendapat pinjaman Bank Duni untuk memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi ini.

Pelibatan petani untuk program irigasi tersebut mencakup perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi berkaitan pemeliharaan jaringan irigasi.

Kabid Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral DPU Kabupaten Semarang, Supratmono, mengungkapkan ada lima daerah irigasi di Kabupaten Semarang yang disepakati akan ditangani memakai dana pinjaman Bank Dunia tersbut.

Lima daerah irigasi itu ada di Karanglo Kecamatan Bringin, Cepoko Pabelan, Ubalan Sumowono, Kajar Bergas, dan Mendut di Kecamatan Susukan. Setiap kelompok, sebut dia, mendapatkan dana Rp 150 juta dari pinjaman Bank Dunia itu.

Selain faktor penurunan dasar sungai sebagai imbas gerusan air dan perubahan ekstrem iklim, Supratmono mengatakan bangunan irigasi di wilayah ini juga masih banyak berupa sadap, bukan bendungan.

‘’Kalau tidak banjir airnya tidak masuk, sehingga fungsi jaringan irigasi tidak berffungsi baik. Bangunan sadap baru bisa berfungsi ketika air permukaan sungai naik,’’ papar Supratmono.

Totit menambahkan, satu penggal daerah irigasi yang kondisi fisiknya baik bisa tidak berfungsi optimal ketika ada lubang satu meter saja. Karenanya, perlu peran aktif masyarakat untuk turut menjaga irigasi ini.

"Jangka pendek, kami akan perbaiki pintu air dengan harapan ketinggian air meningkat, sehingga jangkauan ditribusi airnya lebih luas. Pintu lama dari baja yang umurnya tidak panjang dan rawan pencurian akan kami modifikasi menjadi beton dan (menggunakan) kayu supaya nanti masyarakat bisa mengganti bila rusak,’’ papar Totit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com