Setidaknya ada tujuh media asing yang menurunkan timnya untuk meliput penutupan Dolly sejak Selasa kemarin. Ketujuh perwakilan media cetak dan elektronik itu berasal dari Belanda, Australia, Amerika, Aljazair, Inggris, Tiongkok, dan Malaysia.
Data itu diungkapkan Koordinator Front Pekerja Lokalisasi (FPL), Pokemon, yang sudah mendapat konfirmasi rencana peliputan dari media-media tersebut. "Sepekan sebelum penutupan, mereka sudah konfirmasi ke saya," kata Pokemon di posko pekerja Dolly, siang tadi.
Kondisi itu dinilainya wajar karena Dolly merupakan kawasan lokalisasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara. Terlebih lagi, rencana penutupan itu diidentikkan dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). "Isu HAM kan menjadi isu seksi bagi media asing," kata dia.
Hingga siang ini, para tim media asing itu terlihat berkeliling mengambil gambar dan mewawancarai pekerja Dolly dengan didampingi seorang pemandudari WNI. Sebagian dari mereka bahkan bermalam di sekitar lokalisasi prostitusi untuk mengambil suasana malam di Gang Dolly.
Hari ini, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dijadwalkan memimpin deklarasi penutupan Dolly di Gedung Islamic Center yang lokasinya tidak jauh dari kompleks lokalisasi prostitusi. Sementara itu, pekerja Dolly menyiapkan aksi penolakan atas deklarasi tersebut sejak pagi hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.