Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan KH Khotib: Jangan Jual NU untuk Kepentingan Sesaat

Kompas.com - 09/06/2014, 15:46 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com -- Wafatnya kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU), KH Khotib Umar yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum di Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Jember, Jawa Timur, membawa kesedihan mendalam bagi warga NU.

Hal ini terlihat dari ribuan orang yang datang bertakziyah dan mengiringi pemakaman KH Khotib Umar, Senin (9/6/2014) pagi. Bahkan sejak Senin pagi, akses jalan menuju Pondok Pesantren Raudlatul Ulum harus ditutup oleh aparat kepolisian, dan dialihkan ke jalan lain.

“Beliau adalah ulama yang sangat ikhlas, serta selalu menjadi panutan bagi seluruh warga Nahdliyin di seluruh Indonesia. Jadi wajar jika yang datang untuk takziyah jumlahnya sangat banyak,” tutur Ketua Pengurus Cabang NU Jember, Abdullah Syamsul Arifin.

Abdullah menjelaskan, selama masa hidupnya, pesan yang paling diingat adalah agar tidak menjual NU dan memperalat NU hanya untuk kepentingan sesaat. “Beliau mengajarkan tentang keikhlasan dan kesabaran, untuk membesarkan NU,” ucap dia.

Untuk itulah, kata dia, selama tujuh hari ke depan, PCNU Jember telah menginstruksikan kepada seluruh warga Nahdliyin di Jember, untuk menggelar tahlil mendoakan almarhum KH Khotib Umar.

“Saya sudah minta kepada seluruh pengurus di tingkat kecamatan dan desa, untuk melakukan tahlil bersama warga sekitarnya,” terang Abdullah.

Hal senada disampaikan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jember, Ayub Junaidi. Dia menyatakan sangat kehilangan KH Khotib Umar.

“Di setiap momentum apapun, beliau (KH Khotib Umar) selalu berpesan kepada anggota Ansor dan Banser, untuk selalu menjadi barisan terdepan membela NU,” kenang dia.

Kiai Haji Khotib Umar dimakamkan di pemakaman keluarga di area Pondok Pesantren Raudlatul Ulum pada pukul 07.30. Lantunan doa dan isak tangis para petakziyah mengiringi kepergian Mustasyar Pengurus Besar NU itu.

Salah satu ulama khos ini wafat pada Minggu (8/6/2014) sore sekitar pukul 17.30 WIB. Dia meninggal di Rumah Sakit Daerah (RSD) Subandi, setelah sebelumnya sempat dirawat selama kurang lebih 5 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com