"Saatnya perempuan punya martabat dan hak politik. Saat perempuan tidak berada dalam posisi dikucilkan dan didiskriminasikan. Saatnya perempuan merdeka dalam politik," jelas Ketua KPPI Malang, Ya'qud Ananda Gudban, kepada Kompas.com di Kota Malang, Kamis (5/6/2014).
Perempuan berjilbab itu menegaskan, secara organisatoris, KPPI tidak mendukung salah satu calon. Karena kader KPPI terdiri dari banyak partai. "Tetapi kita mengimbau agar perempuan lebih cerdas memilih capres," katanya.
Menurutnya, perempuan itu adalah pemilih terbesar di Indonesia. Perempuan Indonesia harus mengambil peran dalam menentukan pemimpin bangsa secara sadar dan cerdas.
"KPPI berharap partisipasi dan dukungan pada pemiilihan yang jurdil (jujur dan adil). Siapapun yang terpilih presiden dan wakil presiden nantinya, wajib punya kepedulian pada perempuan. Tak ada lagi perempuan dikucilkan dalam politik. Peran perempuan di parlemen sudah terbukti," katanya.
Jika ada capres-cawapres yang tidak peduli, bahkan melecehkan peran perempuan, sudah saatnya perempuan tidak memilih capres-cawapres tersebut.
"Saya yakin, perempuan Indonesia sudah bisa menentukan siapa capres yang layak dipilih," kata Nanda.
Dalam Pilres kali ini, ada dua kandidat yang maju, yakni pasangan Prabowo-Hatta dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.