Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan "Seli" di Kompas Minang Bike

Kompas.com - 13/05/2014, 09:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis


PADANG, KOMPAS.com - Perjalanan panjang dengan sepeda memakai jenis Mountain Bikes (MTB) atau Road Bike mungkin sudah biasa. Namun, berbeda jika gowes rute panjang dengan sepeda lipat atau biasa disebut "seli".

Seperti touring Kompas Minang Bike 2014. Dari 148 pesepeda yang ikut serta, ada belasan peserta yang menggunakan seli untuk menaklukan tiga etape dengan rute sepanjang 288 kilometer dalam tiga hari pada akhir pekan lalu.

Meski dengan ban lebih kecil, sebagian besar bisa mengimbangi penunggang MTB atau Road Bike. Pasalnya, rata-rata mereka sudah biasa touring dengan mengayuh pedal seli.

Namun, pasukan seli mesti mengeluarkan ektra tenaga untuk melibas tanjakan. Di etape I Padang-Danau Maninjau, Sumatera Barat, sejauh 142 kilometer, tanjakan yang relatif panjang berada belasan kilometer menjelang finish.

KOMPAS.COM/Sandro Gatra Peserta Kompas Minang Bike gowes dengan sepeda lipat


Di etape II Danau Maninjau-Bukit Tinggi, tanjakan lebih "kejam" ketika melintasi Kelok 44 di Kabupaten Agam. Beberapa penunggang seli ngos-ngosan ketika menjajal tanjakan dengan 44 belokan sejauh delapan kilometer. Tingkat kemiringan tanjakan hingga 45 derajat.

Di etape III Bukit Tinggi menuju Padang, tanjakan panjang berada di awal etape. Hanya, kemiringannya tak ekstrem sekitar 15 derajat.

Yogi Sukmana (46), salah satu pesepeda mengaku lebih memilih gowes dengan seli bermerek Brompton lantaran mudah dibawa dari rumahnya di Jakarta menuju lokasi. Begitu pula ketika kembali ke rumah. Untuk merakit kembali juga tak butuh waktu lama atau lebih cepat dibanding jenis MTB dan Road Bike.

"Pakai seli praktis, lebih mudah dibawa. Bisa naik sepeda sambil travelling," ucap pria yang sebelumnya sudah pernah touring di Sumatera Barat dengan seli.

Mubarik (51), pesepeda asal Jakarta juga berpendapat sama bahwa membawa seli lebih mudah. Apalagi jika berpergian ke luar negeri.

Sebelum menjajal jalur Kompas Minang Bike, ia bersama istrinya, Ninon Mubarik (50), sudah touring berdua dengan menggunakan seli di berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri. Diantaranya Taiwan, Jepang, Makasar, Bali.

"Di rumah ada MTB. Tapi kita pengen coba, pakai seli tanjakan seperti apa sih?" ucap pesepeda yang juga menggunakan merek Brompton. Ia mengaku memang lebih efisien tenaga gowes dengan MTB ketika tanjakan.

Begitu pula Fabian (35), pesepeda asal Bandung. Ia memilih membawa seli ke Sumbar lantaran lebih praktis. Namun, dibanding jenis Road Bike atau MTB, ia mengaku tenaga lebih terkuras touring dengan seli.

Sebelumnya, ia pernah gowes dengan seli bermerek Brompton di berbagai daerah seperti Jepang, Australia, Taiwan. "Rute paling jauh dulu di Taiwan 150 kilometer," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com