Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Tidur 2 Hari Saat Penghitungan Suara, Saksi PDIP Tewas

Kompas.com - 27/04/2014, 18:05 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

BETUN, KOMPAS.com - Aloysius Tahu, saksi dari PDI Perjuangan asal Desa Wederok, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal saat mengikuti proses penghitungan suara di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS), pada Sabtu 12 April 2014 lalu. Dia diketahui tewas, setelah sebelumnya tak tidur selama dua hari.

Tak hanya itu, uang jasa yang menjadi haknya sebagai saksi, sebesar Rp 100 ribu, juga belum dibayarkan.

“Keluarga sangat kecewa dengan pengurus partai yang berjanji untuk memberikan bantuan peti jenazah tetapi tidak direalisasi. Padahal bapak ini adalah Ketua ranting PDI Perjuangan Desa Wederok,” kata Jurubicara keluarga yang juga menantu Aloysius, David Naisali, Minggu (27/4/2014).

Menurut David, keluarganya sangat mengharapkan kehadiran pengurus PDI Perjuangan tingkat DPC Kabupaten Malaka dan DPD Provinsi NTT di saat pemakaman berlangsung. Namun nyatanya, tidak ada satu pun perwakilan PDI Perjuangan yang datang, sehingga keluarganya sangat kesal.

“Bapak ini adalah tokoh PDI Perjuangan di wilayah Malaka yang sudah bergabung sebagai anggota sejak partai ini masih PDI yakni tahun 1970, sehingga layak untuk dihormati dan dihargai bukan malah dibuat seperti ini. Apalagi bapak meninggal saat melaksanakan tugasnya sebagai saksi dan pengurus partai," kata dia.

"Kami mengharapkan kalau bisa ada karangan bunga dari PDI Perjuangan,” ungkapnya lagi.

Menurut David, pengurus inti partai saja sudah diperlakukan seperti ini, apalagi hanya simpatisan partai dan masyarakat biasa.

”Terhadap sikap partai yang seperti ini, maka dalam pemilihan presiden mendatang warga desa setempat tidak akan memilih PDI Perjuangan," cetus David.

“Sebagai saksi dari PDI Perjuangan, bapak dua hari dua malam tidak tidur karena sibuk untuk rampungkan formulir C1 di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Pada saat pleno di PPS dan selesai tanda tangani dua berkas formulir C1, tiba-tiba bapak mengeluh tidak sanggup lagi sehingga dia sempat berbaring di pangkuan teman saksi lainnya, dan saat itu juga beliau langsung meninggal,” ungkap David.

Selama ini, menurut David, Aloysius tidak pernah mengeluh sakit. Kematian Aloysius Tahu tentu membuat semua keluarganya terpukul. Apalagi, Aloysius adalah tulang punggung keluarga.

“Pemakaman jenasah bapa berlangsung pada Selasa, 15 april 2014 dan saat pemakaman hanya dihadiri oleh pengurus partai tingkat desa, sementara pengurus tingkat kecamatan sampai provinsi tidak ada satu pun yang hadir,” kata David.

Terkait hal itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malaka, Emanuel Manek mengaku, uang partai sudah diserahkan kepada pengurus PAC Kecamatan Weliman sebesar Rp 500 ribu, untuk para saksi.

"Lalu terkait tidak hadirnya kami saat pemakaman tersebut, sudah saya sampaikan melalui pengurus PAC bahwa saat itu saya dipanggil oleh pengurus DPC untuk menandatangani kuitansi kampanye,” kilah Emanuel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com