"Nanti penerimaan siswa baru tidak ada kewenangan dari pihak sekolah, tetapi ada kewenangan ke tim independen ini," kata Ridwan di Balai Kota Bandung, Kamis (3/4/2014). Dia menjelaskan, tim khusus itu terdiri dari Dinas Pendidikan Kota Bandung dan aparat negara, antara lain kejaksaan, kepolisian, dan militer, serta dari masyarakat yang mewakili kalangan pendidikan.
"Untuk menutup itu (suap dan jual beli bangku sekolah), diharapkan tim ini bentengnya kuat sehingga tidak bisa ditembus oleh suap," ujar Ridwan. Dia membantah, pelibatan tentara untuk tim ini berlebihan. Anggota tim yang tak berasal dari dinas pendidikan (disdik), kata Ridwan, hanya punya kewenangan mengawasi.
"Disdik yang mengelola teknisnya," ujar Ridwan. Dia menyampaikan pula bahwa penerimaan siswa baru menggunakan sistem online dengan tenaga pengolah dari Institut Teknologi Bandung. Lokasi pengolahan data pendaftaran siswa, imbuh dia, dirahasiakan agar tak ada peluang praktik suap untuk memasukkan calon siswa ke sekolah tertentu.
"Tim operator yang biasa input data, yang disinyalir sering ada kebocoran, akan kami coba outsourcing dengan tempat (pengolahan) yang tidak diketahui tempatnya. Ini supaya menghindarkan orangtua yang mencoba menyuap," papar Ridwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.