Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Mencuri Uang, Seekor Kelelawar Ditangkap Warga

Kompas.com - 31/03/2014, 19:32 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis


PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Seorang warga Kedung Sari, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menangkap seekor kelelawar yang diyakini kerap mencuri uang. Kelelawar tersebut mereka sebut sebagai "Pok-kopok".

Kelelawar itu diyakini sebagai hewan jadi-jadian yang dikirim seseorang berniat jahat ke rumah warga. Adalah Djalil (52), warga setempat yang menangkap "Pok-kopok", kelelawar berwarna oranye dengan sayap bergaris hitam. Dia menaruh hewan tersebut di dalam stoples dan kini menjadi tontonan warga yang penasaran.

Menurut Djalil, Senin (31/3/2014), hewan itu masuk ke dapur rumahnya dua kali. Ketika "Pok-kopok" ke rumahnya, Djalil mengaku tiba-tiba kehilangan uang. Karenanya, Djalil dan warga lain menuduh hewan itu pencuri uang.

Hewan jadi-jadian itu ditangkap oleh Djalil pada Minggu (30/3/2014) malam dengan cara yang aneh, yakni dengan telanjang dan menggunakan sapu lidi.

“Saya sempat tanya pada dukun, menangkap 'Pok-kopok', syaratnya harus telanjang bulat dan pakai sapu lidi. Makanya saya langsung menangkapnya dengan telanjang, setelah itu kelelawar ini masuk lagi ke rumah saya,” katanya.

Tanpa dibantu saudara dan istrinya, Djalil menangkap hewan tersebut sendirian. Hasilnya, hewan yang diduga dikirim oleh orang lain itu ditangkap, kemudian dimasukkan ke stoples.

“Saat ditangkap, saya kebingungan mau diletakkan di mana, istri saya langsung mengambil stoples, kemudian saya letakan di dalamnya. Biar enggak ke rumah lain,” ujar Djalil, guru SD ini.

Penemuan kelelawar itu pun dikait-kaitkan oleh warga yang banyak kehilangan uang dengan kisaran Rp 50.000 hingga Rp 250.000 yang di simpan di dalam kamar rumahnya.

Amin, warga setempat, menyebutkan, selama ini warga memang kerap kehilangan uang. “Saya sendiri juga merasakan kehilangan uang setelah disimpan di dalam kamar. Mungkin 'Pok-kopok' ini yang mencuri, dan selama ini meresahkan warga,” tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com