"Saat ini pemerintah telah menyiapkan sebesar Rp 12 miliar sebagai diyat sementara keluarga korban meminta Rp 21 miliar, itu harga yang sudah tinggi karena rata-rata diyat di Arab itu sekitar Rp 1 miliar, tetapi usaha negosiasi tetap diupayakan dan kita pastikan ia selamat," kata Muhaimin di sela peresmian Persatuan Anak Transmigrasi (Patri) di Bengkulu, Selasa (25/3/2014).
Ia menyebutkan Rp 21 miliar tersebut bukan atas permintaan diyat dari Arab Saudi tetapi dari keluarga korban warga Arab.
"Di Arab itu kan siapa yang membunuh jika ingin meminta maaf dengan dua cara, pertama dihukum mati juga atau dikenakan diyat. Nah, diyat itu permintaan dari keluarga korban bukan permintaan negaranya," tegas dia.
Mengenai penggalangan dana yang dilakukan masyarakat yang bersimpati untuk membayar diyat Sutinah, Muhaimin menilainya sebagai bentuk solidaritas. Namun demikian, dia mengatakan solidaritas juga harus dilakukan dengan hati-hati karena bisa saja keluarga korban minta diyat yang lebih tinggi lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.