Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kampanye, Caleg Ini Justru Kelilingi Makam Keramat

Kompas.com - 21/03/2014, 17:54 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com — Ismail, calon anggota legislatif DPRD Pamekasan untuk daerah pemilihan I Pamekasan-Tlanakan, mengisi kegiatan dengan mendatangi makam-makam keramat yang ada di Pulau Madura.

Hal itu, menurut Ismail, dilakukan untuk menjaga ketenangan batin, menjelang pemungutan suara tanggal 9 April mendatang.

Saat mendatangi makam Raja Pamekasan pertama, Pangeran Ronggosukowati, Jumat (21/3/2014), dia mengatakan sudah lama mendatangi kelompok-kelompok masyarakat untuk memberikan dukungan pada pemilu mendatang.

Saat ini, yang perlu dilakukannya tinggal mencari ketenangan batin karena semakin dekatnya masa pencoblosan.

"Tanpa mengesampingkan usaha dohiriyah, usaha batiniah perlu dilakukan sehingga kita tenang saat menghadapi pemilu," ungkap Ismail.

Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan ini menambahkan, pilihan mendatangi makam Raja Pamekasan pertama karena Pangeran Ronggosukowati orang yang pertama kali menata sistem pemerintahan setelah runtuhnya Majapahit.

Oleh karenanya, menurut dia, wajar sebagai generasi bangsa dirinya berdoa di makam tersebut untuk meminta perantara suksesnya pada pemilu nanti.

Selain mendatangi makam Pangeran Ronggosukowati, Ismail juga mendatangi makam-makam keramat lainnya yang ada di Pulau Madura. Di antaranya makam ulama paling kesohor di Madura, yakni makam Syaikhona Kholil di Kabupaten Bangkalan, dan makam Sunan Ampel di Surabaya.

Selanjutnya, kata Ismail, dia akan mengunjungi makam raja-raja Sumenep. "Di samping mereka adalah orang-orang wali, mereka juga pemimpin-pemimpin andal dan bijaksana dalam menata pemerintahan di Madura. Perjuangan mereka harus dilanjutkan," tandasnya.

Di Kabupaten Pamekasan, tidak ada kegiatan kampanye terbuka. Semua caleg dan partai politik memilih kampanye tertutup, dari rumah ke rumah warga. Cara itu dianggap lebih efektif daripada berkoar-koar di atas panggung yang menghabiskan dana besar.

"Kampanye tertutup lebih efektif dan efisien daripada kampanye terbuka," ungkap Ismail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com