Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Keropos, Candi Plaosan Dibersihkan dari Abu Kelud

Kompas.com - 17/02/2014, 12:57 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis


KLATEN, KOMPAS.com - Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah mulai membersihkan Candi Plaosan di wilayah Kebondalem Lor, Prambanan, Klaten, pada Senin (17/2/2014) siang.

Petugas mengkhawatirkan banyaknya abu vulkanik yang dilontarkan Gunung Kelud yang masuk di sela-sela batu candi dan di relief akan membuat keropos batu tersebut.

"Tidak seketika akan keropos, namun apabila tidak segera dibersihkan, dalam jangka panjang akan mengurangi kekuatan batu candi," kata Sri Adiningsih, Kepala BPCB Jawa Tengah kepada wartawan Senin (17/2/2014).

Kegiatan pembersihan serentak dilakukan di tiga candi utama di wilayah Klaten, yaitu Candi Plaosan, Candi Sojiwan dan Candi Sewu.

Proses pembersihan dilakukan secara hati-hati. Untuk menjaga keutuhan relief yang ada, petugas menggunakan bambu sapu dan sikat halus agar tidak merusak detail relief. Petugas pun harus naik ke puncak candi untuk membersihkan abu setebal 3 sentimeter tersebut.

Setelah dibersihkan dengan sapu dan sikat halus, petugas menyemprot dengan air yang bertekanan tinggi agar abu yang berada di sela-sela relief dan batu bisa larut.

Puluhan petugas dengan teliti dan penuh kesabaran memeriksa candi bagi pemeluk Buddha tersebut. Diperkirakan proses pembersihan candi akan selesai dalam waktu satu minggu. Selama proses pembersihan tersebut, candi di wialayah Klaten tutup sementara bagi pengunjung.

"Diperkirakan seminggu bisa selesai, dan untuk sementara pengunjung hanya bisa melihat dari luar area candi," kata Sri.

Seperti diketahui, Candi Plaosan dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada jaman kerajaan Mataram Kuno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com