Pemilik pabrik, Entet Nuryati, mengatakan, sebelumnya ia memiliki pegawai sebanyak 36 orang. Setelah harga elpiji naik, hampir setengah jumlah pegawainya terpaksa diberhentikan.
"Supaya pabrik saya tetap jalan, terpaksa saya berhentikan hampir setengah jumlah pegawai. Soalnya, biaya produksi pasca-kenaikan harga gas semakin tinggi. Sekarang gas 12 kilogram harganya Rp 127.000 per tabung," jelas Entet, di pabriknya, Senin (6/1/2014).
Selain mengurangi pegawai, kata Entet, pihaknya pun telah beralih menggunakan elpiji 3 kilogram untuk produksinya. Hal itu dilakukan agar usahanya tetap bertahan.
"Untuk harga roti tidak dinaikkan, dan ukurannya masih tetap," kata Entet.
Dengan kondisi ini, pihaknya berharap pemerintah segera menanggulangi mahalnya harga elpiji 12 kilogram. Soalnya, para pelaku usaha home industry selama ini tidak diperbolehkan menggunakan elpiji 3 kilogram.
"Kami terpaksa pakai gas 3 kilogram sekarang supaya kami usahanya tetap jalan. Kalau dipaksakan memakai gas nonsubsidi, kita bisa bangkrut," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.