Andi Nurlaela, salah satu korban banjir yang rumahnya terendam banjir hingga 1,5 meter itu, misalnya, hanya bisa mengusap dada karena tak bisa ikut memeriahkan malam pergantian tahun baru bersama keluarganya.
Nurlaela bertahan di rumahnya sambil menyelamatkan sejumlah barang berharga mereka ke tempat lebih tinggi karena khawatir banjir masih akan terus bertambah lantaran curah hujan masih tinggi.
Sementara itu, puluhan ekor ayam dan kambing peliharaannya terancam mati karena terendam banjir. Sebagian terpaksa dievakuasi sementara ke atas rumahnya.
Beruntung rumah milik Nurlaela adalah rumah panggung sehingga beberapa barang berharga yang terancam banjir dan terseret arus bisa dievakuasi ke atas rumah.
"Pasrah saja mau apa lagi, kita hanya bisa berada di rumah sambil berharap banjir segera surat agar bisa bepergian dari rumah," ujar Nurlaela.
Banjir terparah tahun ini tidak hanya menendam ratusan rumah warga dan areal pertanian dan perkebunan di wilayah ini, namun juga merendam sejumlah ruas jalan termasuk jalur Trans-Sulawesi.
Ruas jalan sepanjang 70 kilometer dari Polewali Mandar, Sulawesi barat hingga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan terendam banjir bah. Di Pinrang bahkan sejumlah ruas jalan terputus lantaran tergenang banjir bah hingga di atas lutut orang dewasa.