Menurut seorang warga bernama Ahmad Kulle yang melihat langsung kejadian itu, saat itu Marsuki hendak pulang ke rumahnya usai menghadiri pesta perkawinan. Di tengah jalan, dia bertemu petugas polisi dan sekuriti. Kemudian, dia diajak minum-minum di rumah salah satu warga.
Setelah mabok, Marsuki kemudian dipegang tangannya oleh petugas agar tidak melawan dan kemudian ditembak. Setelah ditembak pahanya sebanyak tiga kali, petugas kemudian melempar tubuh korban yang sudah tidak berdaya keatas mobil milik PT Lonsum. Di atas mobil, petugas kemudian kembali menganiaya Marsuki.
"Korban malah diinjak-injak oleh petugas," kata Ahmad saat dihubungi, Minggu (24/11/2013).
Melihat itu, Ahmad dan warga lainnya bersiap mengikuti mobil yang membawa Marsuki. Namun, oleh petugas dibentak dan diancam jika mengikuti mobil tersebut.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulselbar Komisaris Besar Polisi Endi Sutendi membenarkan hal tersebut. "Saya percaya kalau anggota menembak itu posisinya dalam keadaan terdesak," kata Endi, membela anggotanya yang mengamankan wilayah PT Lonsum.
Menurut Endi, Bripda Abdul Halik bersama dua orang sekuriti PT Lonsum melakukan pengawasan di daerah. Mereka menemukan Marsuki bersama rekan-rekannya tengah melakukan perusakan. Kendati petugas telah memberi tembakan peringatan sebanyak tiga kali ke udara, Marsuki malah menyerang petugas dengan menggunakan senjata tajam.
"Karena terdesak, polisi kemudian menembak paha Marsuki sebanyak tiga kali," ujar Endi.
Karena tertembak, petugas kemudian membawa korban ke RSUD Sulthan Daeng Radja. Namun, di tengah perjalanan, Marsuki meninggal dunia diduga karena kehabisan darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.