Satu Gajah Mati di Pusat Latihan Bengkulu

Belum diketahui secara pasti penyebab kematian satwa berumur 27 tahun itu. Namun, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat menduga kematian gajah itu karena keracunan.

"Gajah itu mati ditemukan dalam kondisi mengenaskan keluar darah dari setiap lubang mata, hidung, telingga hingga kemaluan gajah. Dugaan awal keracunan tetapi kami telah mengirimkan tim untuk menginvestigasi dan melakukan otopsi terhadap Yanti, bila otopsi selesai maka penyebab kematian Yanti akan diketahui," kata Kepala BKSDA, Provinsi Bengkulu, Anggoro Dwi Sujarto, Jumat (8/11/2013).

Ia melanjutkan, hasil investigasi dan otopsi baru bisa diketahui sekitar satu minggu lagi karena beberapa potongan sampel gajah seperti perut, jaringan, hati, dan kotoran harus dikirim terlebih dahulu ke Balai Besar Veteriner di Bogor.

"Investigasi juga melibatkan dokter hewan, polisi hutan, pawang, dan beberapa tim lainnya. Tim investigasi juga akan melakukan penyelidikan terhadap pawang yang bertanggung jawab atas gajah Yanti," tambahnya.

Dengan matinya Yanti, maka koleksi gajah di PLG Sebelat, Bengkulu, tersisa 20 ekor lagi. Hingga saat ini, tim gabungan BKSDA masih melakukan otopsi dan investigasi di tempat kejadian perkara (TKP).