Setelah diselamatkan, kini korban yang asal Lingkungan Ngebrak, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Garum, ini dirawat di rumah sakit.
"Kami masih menyelidiki motifnya karena korban sendiri belum bisa dimintai keterangan akibat kondisinya masih lemah," kata AKP Imam Subeckhi, Kapolsek Kanigoro, Senin (4/11/2013).
Kejadian itu berlangsung pada Senin pukul 07.00 WIB. Setiap pagi, sehabis mencari barang rongsokan, Sukiran selalu beristirahat di kompleks pemakaman itu. Saat Sukiran datang, Suseno sedang menyemprot rumput, dan botol obat penyemprot itu diletakkan di atas nisan.
Menurut Suseno, saat itu Sukiran memegang-megang botol tersebut. Melihat itu, Suseno berkelakar agar Sukiran tidak menyentuh botol itu. "Itu obat, lho, nanti diminum...," Suseno menirukan kelakarnya saat itu.
Sukiran menanggapinya dengan mengatakan bahwa hidupnya sudah susah dan dia memiliki banyak utang. "Gini ini sudah malas hidup," ujar Sukiran, seperti ditirukan Suseno.
Saat itu Suseno mengira Sukiran bercanda. Juru kunci itu kemudian meninggalkan pemulung itu untuk melanjutkan pekerjaan. Hanya selang beberapa menit, Suseno melihat Sukiran ambruk dan tubuhnya kejang-kejang.
Keruan juru kunci makam itu kaget dan panik. Karena botol obat pembasmi rumput itu terlihat dipegang di tangan korban, juru kunci itu yakin kalau korban telah menenggaknya. Akhirnya, juru kunci itu memanjat pohon kelapa yang ada di sekitar makam.
Dia kemudian meminumkan air kelapa ke Sukiran. Setelah pemulung itu memuntahkan isi perutnya, dia pun dibawa ke puskesmas terdekat.
"Saya kenal baik dengan dia (korban). Diperkirakan, dia nekat bunuh diri karena terkait beban utang yang ditanggungnya," tutur Solikin (41), kepala dusun setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.