Rusli menjelaskan, kantong darah yang masuk ke UTD PMI Jember terlebih dahulu akan diuji di laboratorium untuk melihat apakah darah tersebut steril atau tidak dari penyakit. “Ini adalah standar operasional yang berlaku di seluruh UTD PMI. Jadi darah yang sudah didistribusikan kepada masyarakat, sudah dipastikan aman untuk digunakan,” kata dia.
Khusus untuk temuan darah yang diduga mengandung HIV, UTD PMI Jember akan langsung merekomendasikan kepada donor darah agar melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke klinik Voluntary Counseling Test (VCT) di Rumah Sakit Daerah (RSD) Subandi Jember.
“Kita di UTD PMI bukan melakukan pemeriksaan sebagai dasar penyimpulan penyakit. Kami hanya melakukan pengamananan darah, makanya kemudian kita tidak ngomong positif terinfeksi HIV,” ungkap Rusli.
Dia menambahkan, darah yang diduga terinfeksi HIV tadi oleh UTD PMI Jember akan langsung dimusnahkan agar tidak tercampur dengan darah yang sudah aman, dan siap didistribusikan kepada masyarakat.
“Jadi kita harus betul-betul jeli dalam proses pemilahan antara darah yang diduga mengandung penyakit dan yang sudah steril,” katanya.
Lebih lanjut, Dudung menjelaskan, donor yang darahnya diduga terinfeksi HIV, rata- rata masih di usia produktif. “Kalau data di kami pada usia 21 hingga 40 tahun,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.