Menurut Kepala Bapeten As Natyo Lasman, pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia, didominasi oleh sektor industri dan sektor medis. "Totalnya ada 13.000 izin. Untuk industri yang sering mobile, Bapeten sudah mengeluarkan sebanyak 6.000 izin," kata Lasman saat ditemui di sela-sela Geladi Lapang Penanggulangan Kecelakaan Radiasi dalam Transportasi Sumber Radio Aktif, di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung, Kamis (5/9/2013).
Lasman menambahkan, kandungan dalam radio aktif nuklir seperti cobalt dan iodin yang banyak digunakan dalam industri di Indonesia, tidak memberikan efek terlalu besar untuk kesehatan manusia.
"Biasanya digunakan untuk industri dan medical. Kadarnya tidak terlalu tinggi, tapi dalam waktu lama akan beresiko untuk manusia," terangnya.
Lasman menambahkan, tidak selalu efek buruk yang ditimbulkan oleh radiasi nuklir. Menurutnya, penggunaan radiasi nuklir dalam dunia medis seperti terapi radiasi eksternal, bisa membunuh sel kanker yang ada dalam tubuh manusia.
"Untuk medical purposes biasanya digunakan untuk mendiagnosis. Bisa juga untuk terapi, kalau disinar terus kankernya akan mati. Tapi kalau kena sel yang sehat bisa jadi tidak sehat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.