Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Sapi Madura Naik Rp 2 Juta Per Ekor

Kompas.com - 05/08/2013, 15:14 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com — Menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini, harga sapi ras Madura melambung hingga Rp 2 juta per ekor.

Kenaikan harga sapi disebabkan tingginya permintaan pasar dari luar Madura serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Meskipun harga terus naik, pengiriman sapi ke Jawa dan luar Jawa terus meningkat.

Junaidi, salah satu pedagang sapi asal Desa Pegagan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, mengatakan, sapi-sapi yang dikirim ke wilayah Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso, Jawa Timur, selama sebulan terus mengalami peningkatan. Padahal, harganya terus naik. Sebelumnya, per ekor sapi harganya Rp 3,5 juta naik menjadi Rp 5 juta. Jika lebih besar lagi ukurannya, per ekor akan naik sampai Rp 2 juta.

Selain pengiriman ke Pulau Jawa, sapi-sapi Madura juga dikirim ke Kalimantan dan Sulawesi pakai perahu motor melalui pelabuhan kecil di wilayah pantai utara Madura. Volume pengirimannya selama sebulan meningkat sampai 40 ekor sapi setiap kali pengiriman.

"Naiknya harga sapi juga karena dipicu naiknya harga daging. Sementara daging sapi Madura memang banyak diminati oleh konsumen di Jawa jika dibandingkan dengan daging sapi Jawa sendiri," terang Junaidi, Senin (5/8/2013).

Menurut Junaidi, persepsi masyarakat tentang daging sapi Madura adalah serat halus, daging lembut, serta kandungan lemaknya tinggi. Sementara daging sapi Jawa dan daging sapi impor jauh berbeda. Sapi Jawa dan impor seratnya kasar dan dagingnya ketika dimasak sedikit mengeras.

Menurut Junaidi, kenaikan harga sapi itu—berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya— terjadi sampai dua bulan mendatang saat hari raya Idul Adha. Menurutnya, jelang Idul Adha, jumlah pengiriman sapi akan meningkat sampai 50 persen selama dua kali dalam sepekan.

"Satu lagi yang diakui oleh pemerintah tentang sapi Madura bahwa sapi Madura bebas dari penyakit sehingga dagingnya bebas dari penyakit dan bakteri," pungkas Junaidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com