MEULABOH, KOMPAS.com - Setelah melakukan pamantauan hilal (rukyatull hilal) bersama di Pantai Suak Geudeubang, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, bulan tidak terlihat hingga matahari terbenam. Padahal posisi bulan berada di 28 derajat 27 menit.
“Kita telah melakukan pemantauan hilal bersama dengan para ulama Dayah, baik menggunakan teropong teleskop maupun dengan kasat mata, namun hingga matahari terbenam bulan tidak terlihat," kata Juwaini, Ketua Mahkamah Syariah, Kabupaten Aceh Barat, Jum’at (26/5/2017)
Menurut Juwaini, walau bulan tidak terlihat saat melakukan pemantauan hilal, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mengumumkan awal Bulan Ramadhan 2017M/143H jatuh pada hari Sabtu (27/05/17) besok, sesuai dengan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia.
(Baca juga: Kisah Tim Rukyatul Berburu Hilal Hingga Puncak Gunung di Pulau Battoa)
Namun dalam sidang isbat tim rukyat dan para ulama Dayah tidak dapat mengambil kesimpulan bersama untuk menentukan awal Ramadhan tahun ini. Sebagian ulama berpendapat jika bulan belum terlihat maka belum masuk awal Ramadhan.
Karenanya, pengikut ulama Dayah di Kabupaten Aceh Barat belum melaksanakan shalat tarawih malam ini.
“Dasar pendapat ulama kami, dapat melihat bulan berpuasa dan dapat melihat bulan berhari raya, itu sesuai dengan pendapat ulama kami Abu Mahmuddin Usman Dayah Serambi Aceh dasarnya hadis," kata Tgk Abdullah dari ulama Dayah Serambi Aceh.
(Baca juga: Inilah Wajah Hilal Penanda Awal Ramadhan 2017)
Perbedaan penentuan awal Ramadhan antara pemerintah dan ulama Dayah tidak menjadi persoalan di Kabupaten Aceh Barat. Karena hampir setiap bulan puasa terjadi perbedaan saat menentukan awal Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
“Tujan pemerintah menentukan awal Ramadhan supaya masyarakat serentak melaksanakan puasa sesuai dengan keputusan Menteri Agama. Namun jika ada ulama yang berpendapat belum puasa, tidak masalah karena di Aceh Barat hampir setiap tahun berbeda,” tutup Juwaini.