ACEH SINGKIL, KOMPAS.com - Jirin Capah (30) bersama sejumlah warga lainnya tetap bertahan di rumahnya di Desa Cingkam, Kecamatan Gunung Meriah, Aceh Singkil, Senin (28/11/2016) malam.
Dia bersama mayoritas kaum pria lainnya tidak ikut ke lokasi pengungsian yang terpaut satu kilometer dari desa itu.
Namun, sejak pagi, Jirin dan keluarganya telah mengungsikan hewan ternak ke lokasi pengungsian yang terletak di perbukitan itu. Di sana, mereka menempati rumah sanak famili.
“Hanya sebagian kecil kaum perempuan yang tinggal di desa. Kami di sini laki-laki semua,” kata Jirin di ujung sambungan telepon.
Baca juga: Banjir Capai 3 Meter, Ratusan Warga Aceh Singkil Mengungsi
Desa itu memang berada di dataran rendah. Saban tahun, mereka merasakan banjir. Namun banjir kali ini dirasakan paling dahsyat sejak empat tahun terakhir. Biasanya, banjir hanya merendam lantai rumah panggung di desa itu.
“Kali ini, di rumah saja setinggi 1,5 meter. Padahal, dari tanah ke lantai itu kami buat 2 meter. Artinya, banjir sudah mencapai 3,5 meter,” terang Jirin.
Lalu mengapa tak mengungsi? “Salah satu alasan kami adalah menjaga harta benda. Jangan sampai ada pencuri yang memanfaatkan musibah banjir ini untuk mengambil harta benda kami,” sebutnya.
Khawatir air terus meluap, Jirin dan masyarakat desanya pun memilih bergadang semalaman.
“Takut kalau air naik lagi, kami sedang tidur dan bisa membahayakan jiwa kami,” katanya.
Sumber air di kawasan itu adalah Lae (sungai) Cinendang. Saat hujan deras, sungai itu kerap meluap. Menumpahkan isinya ke permukiman warga.
“Solusi jangka panjangnya membangun bendungan raksasa. Agar kami tak saban tahun merasakan banjir,” harap Jirin.
Tahun lalu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah meresmikan pembangunan bendungan raksasa di Aceh Singkil sebagai solusi mengatasi banjir. Namun, hingga kini belum rampung.
Camat Gunung Meriah Ali Hasmi Pohan membenarkan keterangan Jirin. Dia menyebutkan, minimal kecamatan yang dipimpinnya itu mengalami banjir tiga atau empat kali dalam setahun.
“Kali ini memang terasa sudah parah banjirnya. Sudah dua hari terendam banjir,” terang Ali.
Baca juga: Hujan Deras, 4 Kecamatan di Singkil Terendam Banjir hingga Setinggi 2 Meter
Untuk mengantisipasi lonjakan pengungsi, Ali pun menyiapkan rumah sekolah di kawasan Desa Rimo, Gunung Meriah, Aceh Singkil sebagai lokasi tambahan.
“Tadi kami bangun satu tenda, kapasitas 50 orang. Sebagian besar mengungsi ke rumah saudaranya di area perbukitan,” kata Ali.
Malam ini, warga seperti Jirin memilih siaga dari pencurian, dan berjaga semalam suntuk agar terhindar dari cengkraman banjir.