Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Balitanya Jadi Korban Kekerasan Majikan, Sartini Lapor ke Polisi

Kompas.com - 17/11/2016, 11:46 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Sartini (36) warga Pucungsari, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah berhasil melarikan diri dari rumah majikannya di Jalan Parangtritis, Jetis, Bantul setelah disekap dari Bulan Februari 2016 sampai September 2016.

Selama dalam penyekapan itu, Sartini dan bahkan putranya yang masih berusia 1 tahun 6 bulan, JM menjadi korban tindak kekerasan dari sang majikan.

Sartini (36) menceritakan, selama ini majikannya berinisial AC warga Boyolali sering berpindah-pindah tempat, mulai dari Klaten, Sukoharjo, dan Bantul. Majikannya selama ini membuka usaha toko alat-alat persawahan.

"Sejak tahun 2014 saya bekerja di sana. Majikan saya itu memang sering pindah-pindah tempat, terakhir di Bantul," ucap Sartini saat ditemui Kompas.com di Mapolda DIY, Kamis (17/11/2016) .

Dia menceritakan, awalnya AC bersikap baik, hingga ia tidak menolak ketika diajak pindah-pindah tempat. Namun setelah usahanya menurun, perilaku AC berubah drastis.

AC sering membentak-bentak dirinya dan bahkan beberapa kali melakukan tindak kekerasan.

"Ya setelah usahanya turun itu, berubah. Seingat saya sejak Bulan Februari 2016 mulai sering bentak-bentak dan ringan tangan, saya tidak boleh keluar," ucapnya.

Bahkan, putranya juga tak luput dari aksi kekerasan majikannya. Tindak kekerasan terhadap putranya tidak hanya sekali, tetapi berulangkali. Hingga putranya mengalami luka serius di bagin tubuhnya. Aksi kekerasan ini terus berlangsung sampai pindah di Bantul.

"Katanya majikan, bikin sial. Anak saya sampai nangis-nangis. Saya tidak berani menolong karena diancam," ujar dia.

Tidak tahan atas perlakukan majikannya dan sering melihat putranya menjadi korban kekerasan, pada 18 September 2016 Sartini lantas melarikan diri dari rumah majikanmya di Jalan Parangtritis, Jetis, Bantul.

Ia keluar rumah memanfaatkan majikamnya yang sedang pergi. "Saat majikan pergi dan satu putranya tidur, saya gendong JM keluar lewat pintu belakang," bebernya.

Setelah berhasil keluar rumah, ia memutuskan untuk ke Klaten tempat temannya. Usai beberapa hari di Klaten , Sartini memutuskan untuk kembali ke Pucungsari, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah.

"Saya di Klaten karena dapat kabar kalau majikan mencari ke rumah. Saya takut pulang jadi tinggal di Klaten dulu," sebut dia.

Pada 15 November 2016 diantar kerabatnya, Sartini lalu memutuskan untuk melaporkan tindakan kekerasan yang dialaminya dan putranya ke Polda DIY.

"Anak saya trauma, kalau mendengar mesin cuci atau orang teriak, selalu menangis. Anak saya juga nangis kalau lihat kulkas," ujarnya.

Sartini berharap, pihak polisi dapat menangkap majikannya dan memberikan hukuman atas perbuatanya. "Ya berharap majikan saya ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," katanya/

Sartini, hari ini kembali datang ke Mapolda DIY untuk mengantarkan putranya JM menjalani visum di RS Bhayangkara. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com