Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes AS Menilai Radikalisme di Indonesia Tidak Mencemaskan

Kompas.com - 26/04/2016, 17:24 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com — Masyarakat Indonesia menjunjung tinggi nilai toleransi antarumat beragama. Penghargaan tinggi terhadap toleransi ini menciptakan kondisi damai dan stabil di dalam negeri.

“Mayoritas penduduk Indonesia adalah masyarakat yang moderat dan toleran. Kami melihat Indonesia sebagai negara toleran dan stabil,” kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert O Blake Jr, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (25/4/2016).

Kendati secara umum Indonesia berpenduduk toleran dan stabil, kelompok-kelompok radikal tetap saja muncul di Indonesia. Mereka tampak seperti kantong-kantong radikal yang bisa terpetakan di negeri ini.

Hal ini tidak mengkhawatirkan AS, kata Blake, lantaran mayoritas warga masih menjunjung tinggi nilai toleransi dan moderat itu.

"Tidak secemas kondisi di Timur Tengah. AS memang sedang menghadapi ancaman ISIS. Tetapi, negara-negara lain juga merasakan hal yang sama," kata Blake.

Sambutan warga Samarinda saat Dubes AS mengunjungi Masjid Islamic Center, Senin (25/4/2016), kembali menegaskan nilai toleransi ini. Masjid ini dinilai terbesar kedua setelah Istiqlal di Jakarta. Blake menyempatkan diri berdialog dengan para pemuka masjid di sana.

Dialog berlangsung hangat. "Mereka mempromosikan Islam yang moderat dan toleran. Mereka menunjukkan melalui upaya dialog antara umat beragama," kata Blake.

“Terkait Kalimantan, kami menjamin tidak ada ancaman di sini dari kelompok radikal yang ada,” katanya.

Walau tidak khawatir, teror tetap merupakan ancaman global. AS terus membuka kerja sama bagi berbagai pihak untuk menanggulangi terorisme.

AS juga turut membantu pelatihan bagi penegak hukum dan institusi keamanan, khususnya polisi.

“Kami juga ikut membantu dalam bentuk bekerja sama antar-institusi, termasuk menangani kasus Santoso,” kata Blake.

Bantuan AS termasuk hingga membantu melacak pendanaan teror, aset, dan dana yang bisa dibekukan. Hal ini bertujuan agar ISIS tak bisa mentransfer uang ke Indonesia ataupun sebaliknya, mereka mengirim bantuan dari Indonesia.

Blake mencontohkan, AS membantu RI untuk membekukan aset Santoso.

“Dia ini buron teroris, kami cegah pejuang asing bepergian. Kami juga cegah aliran dana untuk pergerakan teroris. Saya jamin bentuk kerja sama ini sangat kooperatif,” kata Blake.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com