Namanya Ismail. Lelaki itu berasal dari Keude Lhok Nibong, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Sehari-hari, ia memanggul setengah karung kecil pisau dan tiga pisau yang ia bawa di tangan. "Saya bawa kurang dari 100 pisau karena berat kalau bawa banyak, kecuali ada pesanan," ungkap Ismail ketika ditemui di Bireuen, Selasa (21/4/2015).
Bukan setahun dua tahun ia melakoni pekerjaan ini. Ismail mengaku sudah berpuluh tahun menjalani pekerjaan sebagai tukang pisau. Dia mendatangi rumah-rumah penduduk. Tak hanya di Kabupaten Aceh Timur, ia juga mengadu nasib hingga ke kabupaten tetangga, seperti Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, hingga Pidie Jaya.
"Namanya juga cari rezeki. Ke mana pun saya melangkah selama masih sehat badan dan pikiran," kata dia.
Satu pisau berbahan lahar ia jual Rp 25.000 tanpa menawar. Harga lebih murah dihargai untuk sepucuk pisau berbahan per yang dibanderol Rp 15.000-Rp 20.000 per pucuk. "Itu harga pas, enggak bisa minta kurang lagi. Saya jalan kaki jauh-jauh masak harga segitu minta kurang lagi," ujar dia ketika ada pembeli menawar.
Meski demikian, Ismail mengaku tak letih melewati hari-harinya berjalan puluhan kilometer sambil memanggul puluhan pisau yang ia masukkan dalam karung beras itu. Dia mengaku pekerjaan apa pun harus dijalani, sepanjang halal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.