Walikota perempuan pertama Surabaya itu mencontohkan, seorang mantan Pekrja Seks Komersial (PSK) Dupak Bangunsari, memakai nama "Risma Putri" pada merek jilbab yang diproduknya.
"Karena nama itu, akhirnya jilbab menjadi laris, jadi silahkan pakai nama saya, gratis," ujarnya ketika membuka Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo di Tunjungan Plasa, Sabtu (20/9/2014).
Merek dagang kata Risma merupakan suatu kewajiban bagi pengusaha, khususnya menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun depan. Karena jika tidak, merek produk warga Surabaya terancam akan dipakai oleh orang lain.
Pemkot, lanjut Risma, sudah memudahkan pelayanan sertifikasi produk usaha warga Surabaya. Risma meminta warganya untuk berlomba-lomba menjadi wirausaha.
"Rugi kalau hanya bermimpi jadi PNS, warga kota harus jadi wirausaha," ungkapnya.
Perputaran uang per hari di Surabaya bisa mencapai Rp 20 triliun. Menurut Risma, jika dibandingkan uang yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya, perputaran uang di Surabaya jauh lebih besar.
APBD Surabaya sendiri per tahun hanya Rp7 triliun, kalaupun ditambah dengan APBD Jawa Timur tetaplah masih kalah jauh karena APBD Jawa Timur pertahunnya hanya Rp15 triliun. Dia mengaku senang, karena merasa berhasil mempromosikan produk warganya sampai ke luar negeri.
"Produk warga Surabaya yang belum ekspor tidak usah khawatir, karena warga Surabaya yang mencapai tiga juta jiwa ini masih bisa menampung produk para usahawan di Surabaya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.