Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Antarkubu di Timika Tewaskan Tujuh Warga

Kompas.com - 14/08/2014, 13:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kepala Polda Papua Irjen (Pol) Yotje Mende mengatakan, bentrok yang terjadi antara suku Dani dan kelompok pendatang di Timika, Papua, Senin (11/8/2014), mengakibatkan 7 orang tewas dan 13 orang luka-luka.

"Perkembangan Papua saat ini bahwa yang benar adalah tujuh orang korban meninggal, korban luka ada 13. Perinciannya dari mana, sedang diinventarisasi," ujar Yotje di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Yotje mengatakan, salah satu korban tewas adalah Kepala Suku Dani Korea Waker. Jasadnya ditemukan di bawah jembatan Kali Merah Sektor SP 2, Timika. Yotje menengarai, tewasnya Korea telah memantik bentrok antara warga Suku Dani dan kelompok pendatang. Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki asal kelompok pendatang tersebut.

Ia menambahkan, lima orang lainnya tewas dalam serangan oleh suku Dani yang terjadi pada Selasa (12/8). Adapun satu orang lainnya tewas pada Rabu (13/8) akibat serangan oleh kelompok pendatang.

Yotje menilai, bentrok antarsuku di Timika terjadi dengan motif balas dendam atas tewasnya Korea, sang kepala suku. "Permasalahan ini murni balas dendam suku Dani di mana ketua sukunya ditemukan tewas di selokan. Kedua, dari Suku Dani menyerang pendatang," kata Yotje.

Atas kejadian tersebut, Polda Papua telah melakukan upaya konsolidasi dengan aparat keamanan setempat. Selain itu, Yotje telah memerintahkan Wakil Kepala Polda Papua Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw untuk mengamankan kondisi yang sempat bergejolak di Timika.

Yotje menyebutkan, situasi Timika saat ini terkendali. Polisi tengah menggalang tokoh agama dan adat di sana untuk mewujudkan suasana tenang. "Kami juga evakuasi terhadap kelompok pendatang yang berada di TKP atau dekat dengan rumah duka Korea Waker," ujarnya.

Yotje mengatakan, gabungan Polda Papua, Polres Timika, dan TNI Angkatan Darat menurunkan 1.300 personel di Timika untuk melakukan pengamanan guna antisipasi adanya serangan susulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com