Keluarga korban menganggap ada kesalahan prosedur penanganan korban, yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Bandaran (bukan Puskesmas Tlanakan).
Juanda Cahyono, saudara korban mengatakan, sejak pertama kali korban dibawa berobat ke Puskesmas, penanganannya sudah tidak prosedural. Korban datang ke Puskesmas tanpa dicatat identitasnya dan diperiksa layaknya pasien berobat ke dokter spesialis.
“Korban datang langsung ditanyakan keluhannya dan langsung diberi obat bulat-bulat warna putih, hijau dan kuning, setelah korban bilang sakit panah dan nyeri di kepala,” terang Cahyono.
Lebih lanjut Cahyono menambahkan, ketika ditanya soal tes tekanan darah korban, dokter perempuan yang menangani korban mengatakan alatnya sedang rusak. Jawaban dokter tersebut dianggap janggal oleh Cahyono.
“Karena kami anggap tidak akan ada persoalan di kemudian hari, maka kami tidak mempersoalkannya,” ujarnya.
Ketika kondisi korban semakin parah, sekujur tubuhnya bengkak dan panasnya semakin tinggi, ia dibawa lagi berobat ke dokter Puskesmas. Oleh dokter, obat semula diminta dan diganti dengan obat yang lain.
“Kami menduga sudah salah pemberian obat sehingga korban sampai meninggal,” tandasnya.
Permintaan Cahyono untuk mendapatkan kembali obat yang pertama kali diberikan Puskesmas, tidak dikabulkan. Alasannya sudah tidak ada. Hal itu semakin menguatkan dugaan Cahyono, bahwa ada kejanggalan penanganan yang salah di Puskesmas.
“Keluarga akan menempuh jalur hukum atas meninggalnya korban dalam keadaan tidak wajar. Kami akan menggugat pihak Puskesmas selaku pihak yang menyebabkan korban bengkak dan meninggal,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Hasanah mengalami panas dan sakit di bagian kepala. Hasanah kemudian berobat ke Puskesmas. Obat yang dikonsumsi Hasanah tidak membuatnya sembuh, justru sekujur tubuhnya bengkak dan panasnya semakin tinggi.
Hasanah pada Jumat (24/1/2014), dirujuk ke rumah sakit dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan dan hari Sabtu meninggal dunia dalam keadaan tubuhnya melepuh dan kulitnya yang kehitaman terkelupas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.