"Tim pertama yang berangkat pagi tadi menemukan jejak di ketinggian 2.027 Mdpl," kata Humas SAR DIY, Ndaru Supriyono saat ditemui di Kinahrejo, Senin (12/8/2013).
Ndaru Supriyono menjelaskan, jejak yang ditemukan masih baru, dan kemungkinan jejak survivor. Bekas jejak itu menurutnya mengarah ke atas. "Kita coba kejar ke atas, namun sampai dengan batas vegetasi tidak ada tanda-tanda survivor. Itu jejak terakhir yang kita ditemukan," ujarnya.
Sementara itu Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Pristiawan mengungkapkan ada empat regu yang diterjunkan, dengan jumlah 24 orang. Empat tim itu bergerak naik ke Merapi secara berpencar.
Tim pertama, berjumlah 10 orang. Kedua, terdiri enam orang, kemudian tim ketiga dan keempat masing-masing berjumlah empat orang. "Mereka melakukan penyisiran terhadap kemungkinan keberadaan korban. Peralatan sudah kami siapkan semua bersama mereka. Guna mengatasi medan tersulit," ucap Pristiawan.
Pristiawan mengatakan, posisi terakhir korban berada di salah satu sungai yang tidak ada airnya. Selain itu, pendaki asal Rusia itu juga tidak bisa melihat lampu di Kota Yogyakarta dari atas Merapi. Karena itu, pihaknya memprediksikan korban tersesat di dalam lembah.
Pendaki asal Rusia Ehbrehnin Yeveny diketahui menginap di Hotel Dewa Homestay Jalan Sosrowijayan, Yogyakarta. Rencananya sepulang dari Merapi, pada Minggu (11/8/2013) ia berangkat ke Pulau Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.