Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Slamet Buka Jasa Pembersihan Kelelawar, Pelanggannya hingga di Kota Besar

Kompas.com - 31/05/2024, 18:51 WIB
Bayu Apriliano,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Di tengah berbagai jenis pekerjaan yang ada, ada satu pekerjaan yang jarang dikerjakan oleh orang banyak, yakni jasa pembersihan kelelawar.

Tak banyak yang tahu kalau jasa pembersihan kelelawar banyak dibutuhkan di masyarakat, khususnya di perkotaan.

Bahkan, bagi Slamet (61), pekerjaan ini menjadi mata pencaharian utama bagi dirinya.

Warga Pandekluwih, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, ini menekuni profesi ini sudah sejak puluhan tahun yang lalu.

Baca juga: Hanyut di Sungai Kodil Purworejo, Remaja 15 Tahun Ditemukan Tewas

Tidak hanya melakukan pekerjaannya di Purworejo, Slamet juga melakukannya hingga ke luar kota seperti Jakarta, Bandung, dan Kuningan.

"Saya sudah melakukan pekerjaan ini sejak umur 17 tahun, tepatnya pada tahun 1980-an," kata Slamet, di sela-sela membersihkan kelelawar di salah satu rumah di Kelurahan Pangenrejo, pada Jumat (31/5/2024).

Slamet mengatakan, pekerjaannya ini memang tidak umum, namun memiliki permintaan yang cukup tinggi di berbagai daerah.

Karena telah melakukan pekerjaan ini selama bertahun-tahun, ia memiliki banyak pengalaman dalam menangani berbagai situasi yang melibatkan kelelawar.

"Untuk kendala selama ini bisa dibilang tidak ada, tapi harus hati-hati karena kelelawar kan di atas, dan pijakan kayu-kayu biasanya sudah lapuk, seperti saat ini kelelawar di rumah ini sangat banyak, tepatnya di atap lantai dua," ujar dia.

Slamet menyebut, pembersihan kelelawar ini biasanya juga sekaligus membersihkan kotorannya. Kebanyakan kotoran kelelawar sudah banyak dan menumpuk.

Bahkan, kotoran kelelawar yang terkumpul bisa mencapai 7 kwintal.

Hal inilah yang membuat pemilik rumah harus menyewa jasa Slamet untuk membersihkan kelelawar dan kotorannya sekaligus.

Pekerjaan Slamet tidak hanya membutuhkan keterampilan khusus, tetapi juga keberanian.

Kelelawar sering ditemukan di tempat-tempat yang sulit dijangkau dan gelap, sehingga risiko cedera selalu ada.

Namun, dengan pengalaman dan teknik yang tepat, Slamet mampu menangani situasi tersebut dengan baik.

Selain di Purworejo, Slamet sering mendapatkan panggilan untuk membersihkan kelelawar di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung.

"Permintaan jasa pembersihan kelelawar cukup tinggi, terutama di kota-kota besar," kata Slamet.

Baca juga: Masa Jabatan 465 Kades di Purworejo Resmi Bertambah 2 Tahun

Hal ini menunjukkan bahwa profesi ini sebenarnya memiliki potensi besar, meskipun tidak banyak orang yang mau melakukannya.

Biaya jasa pembersihan kelelawar, menurut Slamet, sangat bervariasi tergantung banyak atau tidaknya kelelawar dan kotorannya yang akan dibersihkan.

 

"Biaya tergantung pada tempat dan posisi kelelawar berkumpul, kalau dalam kota Purworejo biasanya Rp 3 sampai Rp 4 juta" ujar dia.

Jika kelelawar berada di tempat yang sulit dijangkau, tentu biaya yang dikenakan akan lebih tinggi.

Namun, bagi banyak orang, biaya tersebut sebanding dengan manfaat yang diperoleh, yaitu lingkungan yang lebih bersih dan bebas dari gangguan kelelawar.

Profesi Slamet memang unik dan penuh tantangan, tetapi ia merasa bangga dengan pekerjaannya.

"Saya senang bisa membantu orang lain dengan cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh banyak orang," kata dia.

Slamet juga berharap lebih banyak orang yang tertarik untuk menekuni pekerjaan ini, karena permintaannya cukup tinggi.

Selain itu, saat ini, mencari pekerjaan juga cukup sulit apabila tidak memiliki keterampilan.

"Keselamatan adalah yang utama. Saya selalu memastikan peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan mengikuti prosedur yang aman," ujar dia.

Slamet menambahkan, pembersihan kelelawar bukan hanya sekedar membersihkan kotoran, tetapi juga memastikan bahwa kelelawar tidak kembali lagi ke tempat yang sama.

Untuk itu, Slamet sering memberikan saran kepada pemilik rumah tentang cara mencegah kelelawar datang kembali.

"Pencegahan juga penting, sehingga masalah tidak berulang," ujar dia.

Pekerjaan Slamet yang unik ini menunjukkan bahwa ada banyak cara untuk membantu masyarakat dan mencari nafkah.

Baca juga: Tanggalkan Ketua DPRD Purworejo, Dion Agasi Daftar Penjaringan Calon Bupati Lewat PDI-P

 

Meski penuh tantangan, pekerjaan ini memberikan kepuasan tersendiri bagi Slamet karena ia bisa membantu orang lain dengan cara yang unik dan bermanfaat.

"Selain kelelawar biasanya saya juga dipanggil untuk menangani ular yang masuk rumah, membersihkan lebah yang besar-besar dan lain-lain," kata Slamet.

Salah satu pelanggan Wati (45) mengatakan, ia memanggil jasa pembersihan kelelawar karena rumahnya sudah 2 tahun dihuni kelelawar.

Selain kelelawar mengganggu, kotorannya juga menimbulkan bau tak sedap.

"Kelelawar sudah dua tahun, kotorannya kan bau. Alhamdulillah senang ada Pak Slamet yang membantu membersihkan, karena cari orang untuk membersihkan itu enggak ada, cuma Pak Slamet," kata Wati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com