Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan 7 Kg Sabu Asal Malaysia Digagalkan di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, 2 Orang Ditangkap

Kompas.com - 30/05/2024, 14:32 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Ia menambahkan, jumlah upah RM 100 atau sekitar Rp 350.000 dalam kurs Rp 3500/RM 1, merupakan nominal sangat kecil jika dibandingkan risiko pengiriman narkoba.

Kendati demikian, kedua tersangka, tidak terlalu memikirkan besaran upah. Asalkan barang tersebut selalu tersedia, saat keduanya membutuhkan. Mereka rela dimanfaatkan sebagai bagian sindikat narkoba internasional.

"Petugas menemukan satu paket narkoba dan seperangkat alat hisap sabu di masing masing rumah tersangka. Itu membuktikan keduanya adalah pemakai aktif. Bisa jadi karena candu, makanya dibayar sedikit, mau saja," jelas Taufik lagi.

Sejauh ini, polisi juga mengantongi satu nama bandar narkoba di Tawau, yang menjadi pemasok barang ke MY dan MD.

"Hasil pengembangan, kita mendapati nama RH, seorang WNI yang menjadi bandar di Tawau. RH ini orang yang menghubungi MY untuk mengirimkan sabu sabu tersebut. Kita sudah berkoordinasi dengan Polis Tawau untuk penangkapan. Tapi sampai sekarang, belum ada info kami terima," kata Taufik lagi.

Baca juga: Kuli Bangunan Asal Bangkalan Bawa Sabu 1 Kg dari Malaysia, Ditangkap Saat Melintas di Jembatan Suramadu

Bersama MY dan MD, polisi juga mengamankan barang bukti, masing masing, 7 plastik berisi narkoba seberat 7 Kg.

Bungkusan teh China merk Guanyinwang, lima kemasan palstik warna merah dengan aksara China.

4 bungkus sabun deterjen bubuk merk K1000. Gulungan plastic transparan. Dua karung putih dengan garis hijau, kuning dan merah.

4 kardus coklat merk K1000. Uang tunai RM 100. 1 unit Hp merk Vivo warna gold milik MD, dan Hp Samsung hitam, milik MY.

"Pelaku kita kenakan pasal 114 ayat 2 Jo pasal 132 ayat 1 subsider pasal 112 ayat 2 Jo pasal 132 ayat 1 undang – undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkoba dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup," tutup Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com