Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Kompas.com - 27/04/2024, 19:31 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Salah satu bagian dari tradisi masyarakat agraris di Indonesia adalah adanya perayaan panen yang diwarnai berbagai macam hiburan, seperti kemeriahan pacuan.

Tradisi pacuan atau balapan ini kerap melibatkan hewan ternak yang digunakan dalam proses membajak tanah pertanian.

Baca juga: Karapan Sapi dari Madura: Sejarah, Makna, Aturan, dan Cara Bermain

Tidak hanya dilihat sebagai sebuah kompetisi, tradisi pacuan tradisional atau karapan ini juga dipandang sebagai cara untuk melestarikan nilai-nilai budaya setempat.

Tidak jarang, tradisi pacuan tradisional dipandang sebagai sarana untuk adu gengsi hingga cara untuk mempererat tali silaturahmi.

Baca juga: Mengenal Pacu Jawi, Balapan Sapi Khas Minang: Asal-usul, Waktu Pelaksanaan, dan Manfaat

Berikut adalah ragam tradisi pacuan tradisional di berbagai daerah di Indonesia yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.

Baca juga: Tradisi Makepung di Jembrana, Bali, Sejarah, Makna, dan Tujuan

1. Karapan Sapi

Karapan Sapi atau Kareben Sapi adalah sebutan tradisi pacuan sapi yang dilakukan oleh masyarakat Madura, Jawa Timur.

Dilansir dari laman Kemendikbud, kerapan atau karapan sapi adalah istilah dalam bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan perlombaan pacuan sapi.

Terdapat dua versi mengenai asal usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa istilah "kerapan" berasal dari kata "kerap" atau "kirap" yang artinya "berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong-bondong''.

Sedangkan, versi kedua menyebutkan bahwa kata "kerapan" berasal dari bahasa Arab "kirabah" yang berarti "persahabatan".

Namun pengertian yang umum digunakan saat ini, kerapan adalah suatu atraksi lomba pacuan khusus bagi binatang sapi.

Karapan Sapi melibatkan sepasang sapi yang menarik semacam kaleles (semacam kereta dari kayu) yang digunakan sebagai tempat tukang tongko (joki) berdiri.

Tukang tongko akan bertugas mengendalikan pasangan sapi tersebut untuk dipacu dalam lomba beradu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lainnya.

Selain tukang tongko, ada juga tukang tambeng (orang yang menahan tali kekang sapi sebelum dilepas), tukang gettak (orang yang menggertak sapi agar pada saat diberi aba-aba dapat melesat dengan cepat), tukang tonja (orang yang bertugas menarik dan menuntun sapi), dan tukang gubra (anggota rombongan yang bertugas bersorak-sorak untuk memberi semangat pada sapi pacuan).

Adapun jalur pacuan sapi biasanya hanya sepanjang 100 meter, sehingga lomba pacuan berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik saja.

Karapan Sapi yang menjadi ciri khas orang Madura ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam sesuai tingkatannya, mulai dari Kerap Jar-jaran (kerapan latihan), Kerap Keni (kerapan kecil), Kerap Raja (kerapan besar), Kerap Karesidenen (kerapan tingkat keresidenan), dan Kerap Onjangan (kerapan undangan).

2. Pacu Jawi

Pacu Jawi adalah tradisi pacuan sapi atau balapan sapi di Kabupaten Tanah Datar dan Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Berbeda dengan Karapan Sapi yang dilakukan di tanah lapang, Pacu Jawi biasanya dilakukan di tanah persawahan yang berlumpur.

Dilansir dari laman Kemendikbud, tradisi Pacu Jawi dimulai dari sebuah nagari yaitu Nagari Tuo (desa tua) Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

Adapun penemu Pacu Jawi adalah Datuak Tantejo Gurhano yang menemukan cara agar sawahnya menjadi subur dan mudah ditanami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seekor Harimau Terekam Kamera CCTV Masjid di Lubuk Selasih, Solok

Seekor Harimau Terekam Kamera CCTV Masjid di Lubuk Selasih, Solok

Regional
Bupati Kebumen Borong 11 Sapi untuk Kurban Idul Adha

Bupati Kebumen Borong 11 Sapi untuk Kurban Idul Adha

Regional
Terbakar Cemburu di Tempat Kerja, Seorang Wanita Sewa Pembunuh Bayaran Rp 100 Juta

Terbakar Cemburu di Tempat Kerja, Seorang Wanita Sewa Pembunuh Bayaran Rp 100 Juta

Regional
Tradisi Unik Pemberangkatan Jemaah Haji di Demak, Kendaraan Mengitari Alun-alun Sebanyak 3 Kali

Tradisi Unik Pemberangkatan Jemaah Haji di Demak, Kendaraan Mengitari Alun-alun Sebanyak 3 Kali

Regional
Seorang Jemaah Haji Asal Banyumas Meningal Dunia

Seorang Jemaah Haji Asal Banyumas Meningal Dunia

Regional
Sopir Pikap di Sikka Kabur Usai Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas

Sopir Pikap di Sikka Kabur Usai Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas

Regional
Lecehkan Stafnya, Kepala Sekolah di NTT Dilaporkan ke Polisi

Lecehkan Stafnya, Kepala Sekolah di NTT Dilaporkan ke Polisi

Regional
Pj Gubernur Banten Minta Hilangnya 211 Kendaraan Dinas Dibawa ke Ranah Hukum

Pj Gubernur Banten Minta Hilangnya 211 Kendaraan Dinas Dibawa ke Ranah Hukum

Regional
Soal Larangan Investigasi di RUU Penyiaran, AJI Semarang: Berarti Ada Kasus yang Ditutupi

Soal Larangan Investigasi di RUU Penyiaran, AJI Semarang: Berarti Ada Kasus yang Ditutupi

Regional
Gara-gara Ditabrak Saat Bawa Istri Hamil, Oknum TNI Tendang Kepala Warga di Deli Serdang

Gara-gara Ditabrak Saat Bawa Istri Hamil, Oknum TNI Tendang Kepala Warga di Deli Serdang

Regional
Pj Nana Dorong Pengentasan Kemiskinan di Jateng, Tertinggi Kebumen

Pj Nana Dorong Pengentasan Kemiskinan di Jateng, Tertinggi Kebumen

Regional
Update Kasus Penambangan Liar Lahan Transmigrasi SP 5 Sebakis, 2 Tersangka Ditahan

Update Kasus Penambangan Liar Lahan Transmigrasi SP 5 Sebakis, 2 Tersangka Ditahan

Regional
Jokowi Disambut Hangat Pj Gubernur dan Warga Sumsel, Ini Agenda Kunkernya

Jokowi Disambut Hangat Pj Gubernur dan Warga Sumsel, Ini Agenda Kunkernya

Regional
Rampungkan Pemeriksaan LKPD 2023, BPK Beri Opini WTP Ke-13 untuk Pemprov Riau

Rampungkan Pemeriksaan LKPD 2023, BPK Beri Opini WTP Ke-13 untuk Pemprov Riau

Kilas Daerah
Rembug Pembangunan Jateng, Pj Gubernur Nana Minta Pemda Fokus Entaskan Kemiskinan

Rembug Pembangunan Jateng, Pj Gubernur Nana Minta Pemda Fokus Entaskan Kemiskinan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com