Pasangan kerbau peserta barapan akan dipasangi noga (kayu penjepit leher penyatu sepasang jargon barapan), dan menarik kareng (tempat berdiri atau bilah pijakan kaki joki barapan yang dirakit berbentuk segitiga).
Sang joki juga akan membawa mangkar yaitu pelecut atau pecut yang digunakan sebagai pemacu kerbau jargon.
Sementara pasangan kerbau yang menjadi juara adalah yang tercepat mencapai tujuan sekaligus dapat menyentuh atau menjatuhkan kayu pancang tanda finish yang disebut dengan Sakak.
Tradisi pacuan kerbau yang hampir serupa juga dilakukan masyarakat Pulau Kangean, Madura yang dikenal dengan sebutan mamajir. Sementara di Bali, tradisi adu balap kerbau juga dikenal dengan istilah makepung.
Pacuan Kuda Tradisional Gayo adalah tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat Kabupaten Aceh Tengah atau tepatnya di Takengon.
Dilansir dari laman NU Online, tradisi pacuan kuda tradisional ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Gayo, yaitu sebelum masa kolonial Belanda.
Pada masa itu, tradisi pacuan kuda ini menjadi hiburan dan pelepas penat para petani setelah berhasil panen, tepatnya pada musim panen yang berlangsung pada bulan Agustus.
Ada pula yang menyebut bahwa pacuan kuda ini bermula dari keisengan pemuda di kampung Gayo yang biasa menangkap kuda yang berkeliaran dengan kain sarung dan memacunya tanpa sepengetahuan sang pemilik kuda.
Ketika sedang memacu kuda tersebut, mereka bertemu dengan pemuda dari kampung lain yang juga sedang melakukan aktivitas yang sama sehingga terciptalah permainan adu balap kuda.
Selanjutnya sejak tahun 1912, pemerintah kolonial Belanda mulai mengatur pacuan kuda ini dengan dipusatkan di Takengon. Pacuan Kuda Tradisional Gayo kemudian menjadi ajang tahunan mulai tahun 1930-an.
Keunikan dari Pacuan Kuda Tradisional Gayo adalah adanya joki cilik yang menunggang kuda tanpa menggunakan pelana.
Saat ini, tradisi Pacuan Kuda Tradisional Gayo diselenggarakan dua kali setiap tahunnya di Kabupaten Aceh Tengah.
Waktu pelaksanaannya yaitu pada bulan Februari untuk memperingati HUT Kota Takengon dan pada bulan September memperingati untuk HUT RI.
Selain di Aceh Tengah, kuda-kuda dari dua kabupaten lain yaitu Bener Meriah dan Gayo Lues juga masih turut melestarikan tradisi ini.
Sebagai sebuah pesta rakyat, masyarakat Suku Gayo akan turun dan membanjiri Kota Takengon untuk menyaksikan kemeriahannya.
Sumber:
nu.or.id
dispar.sumbarprov.go.id
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
dispopar.probolinggokota.go.id
sumbawakab.go.id
travel.kompas.com (I Made Asdiana)