DEMAK, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terus mengalami kenaikan.
Tren kenaikan kasus DBD di Demak terjadi sejak Januari 2024 yang mencapai puluhan orang, dan 1 orang dilaporkan meninggal dunia.
Padahal pada Oktober, November, dan Desember 2023, hanya belasan kasus setiap bulannya.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Demak, per 22 April 2024, tercatat 164 kasus demam berdarah.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Demak, Tri Handayani, memastikan data tersebut benar adanya.
"Untuk kasus yang tercatat di kami ada 164, sampai April ini," ujar Tri ditemui di ruang kerjanya, Senin (22/4/2024) sore.
Baca juga: Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen
Baca juga: Bagaimana Wolbachia Menurunkan Penyebaran DBD? Berikut Penjelasannya
Dari 164 kasus DBD, kemungkinan akan bertambah pada April 2024.
"Januari ada 32, Februari ada 30, dan Maret ini ada 78. April belum selesai untuk satu bulannya," jelas dia.
Tri menjelaskan, rekapan angka tersebut valid sesuai yang tercantum dalam aplikasi EDBD.
Pasalnya, tidak semua informasi kasus DBD dari masyarakat benar adanya, oleh karenanya sebelum data dimasukkan sudah melalui proses screening.
"Kita punya aplikasi itu, nanti apabila datanya dimasukkan, akan menentukan ini DBD atau bukan. Ada yang meninggal kasusnya masih satu," terangnya.
Baca juga: Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen
Sementara itu, kasus DBD tertinggi di Kabupaten Demak saat ini berada di Kecamatan Demak kota, Mranggen, dan disusul Kecamatan Sayung.
Kendati demikian, ia tidak menjelaskan detail rincian masing-masing kecamatan.
"Ini kota sudah 15 orang. Sudah masuk aplikasi nggeh berarti udah ter-screening," beber dia.
Adapun soal penanganan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tetap menjadi yang utama dalam pencegahan DBD.
Kendati demikian, pihaknya pada awal bulan depan akan memasifkan sosialisasi kepada masyarakat dan kader kesehatan agar kasus DBD di Demak bisa ditekan.
"Penanganan tetap kita mengutamakan PSN, kita siapkan tenaga-tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit," imbuhnya.
Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Kendal Tinggi, 156 Kasus, 16 Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.