Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntut Kompensasi, Ratusan Warga Korban Banjir Bandang di Pekalongan Tutup Akses Proyek Pabrik Sepatu

Kompas.com - 22/04/2024, 19:15 WIB
Ari Himawan Sarono,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

PEKALONGAN, KOMPAS.com - Ratusan warga korban banjir bandang di Desa Wangandowo, Bojong, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah, menutup akses jalan pembangunan pabrik sepatu, Senin (22/4/2024) sore.

Mereka yang melakukan aksi kebanyakan adalah kaum ibu dan anak-anak.

Para pedemo membawa spanduk tuntutan yang bertuliskan agar manajemen PT Hardases Abadi Indonesia (HAI) menyelesaikan kompensasi yang pernah dijanjikan. Seperti perbaikan fasilitas umum, aset-aset warga yang hilang maupun rusak.

Baca juga: Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut

Salah seorang pengunjuk rasa Slamet Riyadi (38), mengatakan, sudah 40 hari sejak 13 Maret silam penyelesain kompensasi belum selesai dilakukan.

Hingga saat ini bahkan belum ada kepastian dari perusahaan mengenai hak-hak para korban akibat pembangunan embung yang menewaskan dua orang warga tersebut.

"Aksi ini adalah menutut hak-hak kami yang belum terealisasikan. Kami sudah melakukan mediasi keperusahaan. Tapi, sampai saat ini belum ada kepastian yang pasti terkait hak-hak kami," ujarnya di sela aksi.

Baca juga: Banjir Demak, Beban Ekonomi Masyarakat, dan Ancaman Utang...

Baca juga: Mengintip Kemeriahan Festival Balon Udara Tambat di Pekalongan

Bersikeras tutup akses jalan

Slamet menyebutkan, selama ini para warga kesulitan untuk melakukan pekerjaan pascabanjir bandang.

"Memang sudah ada kompensasi tapi itu hanya penggantian aset bangunan. Aset-aset lain belum seperti kendaraan, gerobak untuk berjualan dan masih banyak lagi," tambah dia.

Slamet mengancam apabila hak-hak para korban belum diberikan, warga akan terus menutup akes jalan sampai diberi kompensasi.

"Para warga akan berjaga di akses utama ini. Bahkan warga akan bermalam di akses utama menuju pabrik ini," imbuhnya.

Baca juga: Saat Jokowi Blusukan ke Pasar Grogolan Pekalongan, Ada Pedagang Menangis Ingin Ganjar Jadi Presiden

Sementara itu, perwakilan PT HAI yang menemui pengunjuk rasa tidak bisa berbuat banyak dan menunggu keputusan dari pimpinan.

"Menunggu keputusan dari pimpinan-pimpinan saya juga ingin pimpinan langsung yang menemui yang menjawab. Posisi saya hanya kepanjangan tangan," tuturnya.

Diketahui, banjir bandang yang menerjang Desa Wangandowo terjadi akibat meluapnya pembangunan embung penampungan air proyek pembangunan pabrik sepatu pada 13 Maret 2024.

Sebanyak 112 rumah rusak dan dua orang korban meninggal dunia akibat peristiwa ini.

Baca juga: Banjir Terjang Pekalongan, 2 Orang Meninggal, Puluhan Rumah Rusak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com