PEKALONGAN, KOMPAS.com - Ratusan warga korban banjir bandang di Desa Wangandowo, Bojong, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah, menutup akses jalan pembangunan pabrik sepatu, Senin (22/4/2024) sore.
Mereka yang melakukan aksi kebanyakan adalah kaum ibu dan anak-anak.
Para pedemo membawa spanduk tuntutan yang bertuliskan agar manajemen PT Hardases Abadi Indonesia (HAI) menyelesaikan kompensasi yang pernah dijanjikan. Seperti perbaikan fasilitas umum, aset-aset warga yang hilang maupun rusak.
Baca juga: Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut
Salah seorang pengunjuk rasa Slamet Riyadi (38), mengatakan, sudah 40 hari sejak 13 Maret silam penyelesain kompensasi belum selesai dilakukan.
Hingga saat ini bahkan belum ada kepastian dari perusahaan mengenai hak-hak para korban akibat pembangunan embung yang menewaskan dua orang warga tersebut.
"Aksi ini adalah menutut hak-hak kami yang belum terealisasikan. Kami sudah melakukan mediasi keperusahaan. Tapi, sampai saat ini belum ada kepastian yang pasti terkait hak-hak kami," ujarnya di sela aksi.
Baca juga: Banjir Demak, Beban Ekonomi Masyarakat, dan Ancaman Utang...
Baca juga: Mengintip Kemeriahan Festival Balon Udara Tambat di Pekalongan
Slamet menyebutkan, selama ini para warga kesulitan untuk melakukan pekerjaan pascabanjir bandang.
"Memang sudah ada kompensasi tapi itu hanya penggantian aset bangunan. Aset-aset lain belum seperti kendaraan, gerobak untuk berjualan dan masih banyak lagi," tambah dia.
Slamet mengancam apabila hak-hak para korban belum diberikan, warga akan terus menutup akes jalan sampai diberi kompensasi.
"Para warga akan berjaga di akses utama ini. Bahkan warga akan bermalam di akses utama menuju pabrik ini," imbuhnya.
Baca juga: Saat Jokowi Blusukan ke Pasar Grogolan Pekalongan, Ada Pedagang Menangis Ingin Ganjar Jadi Presiden
Sementara itu, perwakilan PT HAI yang menemui pengunjuk rasa tidak bisa berbuat banyak dan menunggu keputusan dari pimpinan.
"Menunggu keputusan dari pimpinan-pimpinan saya juga ingin pimpinan langsung yang menemui yang menjawab. Posisi saya hanya kepanjangan tangan," tuturnya.
Diketahui, banjir bandang yang menerjang Desa Wangandowo terjadi akibat meluapnya pembangunan embung penampungan air proyek pembangunan pabrik sepatu pada 13 Maret 2024.
Sebanyak 112 rumah rusak dan dua orang korban meninggal dunia akibat peristiwa ini.
Baca juga: Banjir Terjang Pekalongan, 2 Orang Meninggal, Puluhan Rumah Rusak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.