Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Kompas.com - 18/04/2024, 17:13 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com-Melonjaknya harga emas berdampak ke tingkat pernikahan di Aceh

Dalam tiga bulan terakhir terjadi penurunan jumlah pasangan yang mengajukan pernikahan. 

Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Binmas) di Kantor Kementerian Agama Aceh Timur Muhammad Mansyur mengakui hal tersebut. 

Baca juga: Harga Emas Antam 18 April 2024 Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Dalam catatannya, hanya 645 pasangan yang melangsungkan pernikahan dari Januari hingga Maret 2024 di seantero Aceh Timur.

Rincian bulanan menunjukkan terjadi 240 pernikahan pada Januari, 287 pada Februari, dan hanya 112 pada Maret 2024.

Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya ada 880 pernikahan.

“Analisis kami menunjukkan bahwa ada penurunan persentase pernikahan dalam tiga bulan terakhir di tahun 2024, yang mungkin dipicu oleh kenaikan harga emas dan juga karena bulan puasa, di mana pernikahan menjadi lebih jarang,” jelas Mansyur.

Sebagai informasi, dalam budaya Aceh, emas selalu dipakai untuk menjadi mahar pernikahan.

Baca juga: Makin Mengkilap, Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus 3.000 Dollar AS

Harga emas memang mengalami peningkatan sejak awal 2024. 

Saat ini, harga emas di Aceh secara rata-rata sudah hampir menyentuh harga Rp 4 juta per mayam.

Mayam merupakan satuan lokal di Aceh. Satu mayam setara dengan 3,3 gram.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Harga Emas Sentuh Rp 4 Juta Per Mayam, Catin Pilih Tunda Pernikahan, Begini Penjelasan Kemenag.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Regional
Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Regional
PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

Regional
Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Regional
Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Regional
Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Regional
Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan 'Driver' Ojek Rebutan Foto

Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan "Driver" Ojek Rebutan Foto

Regional
Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Regional
Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga 'Long March' Ikuti Jalan Santai

Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga "Long March" Ikuti Jalan Santai

Regional
Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Regional
Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Regional
Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com