Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 212 Kasus DBD di Sumbawa NTB, Didominasi Anak Usia Sekolah 

Kompas.com - 04/04/2024, 11:02 WIB
Susi Gustiana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumbawa terus meningkat. Hingga saat ini tercatat ada 212 kasus DBD di kabupaten tersebut.

Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Sarip Hidayat membenarkan terjadi peningkatan kasus signifikan.

Dia mengungkapkan, pada bulan Januari 2024 tercatat ada 21 kasus DBD, kemudian Februari 71 kasus, dan Maret naik lagi menjadi 119 kasus.

Baca juga: Ganjar-Mahfud Gugat PHPU 2 TPS di Sumbawa ke MK

Ia menjelaskan, peningkatan kasus demam berdarah di kabupaten Sumbawa terjadi karena beberapa faktor.

Di antaranya, curah hujan yang cukup tinggi, permukiman padat penduduk, dan kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat.

“Hingga saat ini sebanyak 212 kasus demam berdarah terjadi. Dan belum ada kasus DBD meninggal dunia. Kasus didominasi Anak usia pra-sekolah hingga remaja,” kata Sarip saat ditemui Kamis (4/4/2024).

Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Kendal Tinggi, 156 Kasus, 16 Meninggal

Sarip mengatakan masyarakat perlu sadar dan paham pada bahayanya DBD yaitu dengan menjaga hidup sehat. Warga diminta tak membuang sampah sembarangan.

Selain itu, sekolah-sekolah diharapkan lebih proaktif membersihkan lingkungan lantaran kasus DBD didominasi anak usia sekolah.

“Saat musim hujan seperti saat ini diperlukan adanya gerakan Jumantik yakni juru pemantau jentik di masing-masing rumah dan selalu menjaga kesehatan dengan membersihan lingkungan,” sebutnya.

Baca juga: RSUD dr Soetomo Surabaya Tangani 47 Kasus DBD pada Maret, Melonjak dari Bulan Sebelumnya

Sebaran

Dinkes Sumbawa mengungkap angka sebaran kasus DBD. Kasus tertinggi terjadi di kecamatan dengan penduduk yang padat, seperti Kecamatan Sumbawa yakni 98 kasus.

Disusul kemudian Kecamatan Labuhan Badas 29 kasus, Kecamatan Empang 19 kasus, Kecamatan Unter Iwes 18 kasus.

Lalu Kecamatan Moyo Hilir 13 kasus, Kecamatan Moyo Utara 8 kasus, Kecamatan Moyo Hulu 5 kasus, Kecamatan Lape 4 kasus, Kecamatan Buer 3 kasus, Kecamatan Lopok 3 kasus, Kecamatan Labangka, Alas, Batulanteh, Tarano masing-masing 2 kasus.

Adapun Kecamatan Alas Barat dan Plampang masing-masing satu kasus DBD.

Baca juga: Pemkot Jakut Gencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk untuk Cegah Kasus DBD Meningkat

Ia menjelaskan terdapat dua jenis nyamuk yang paling sering menyebarkan virus dengue ini yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus

Sarip juga menjelaskan mengenai tanda dan gejala seseorang terjangkit DBD.

“Banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi DBD. Ketika gejala benar-benar terjadi disalahartikan sebagai penyakit lain seperti flu, biasanya gejala akan muncul mulai empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk. Penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius, sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak dan ruam,” jelasnya.

Pemerintah Kabupaten Sumbawa mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan langkah antisipasi seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN), mengingat iklim yang ekstrem mempengaruhi pola kembang biak nyamuk yang lebih cepat.

"Langkah PSN Ini untuk mengantisipasi atau mencegah nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak lebih banyak," katanya.

Selain itu, penguatan layanan promosi kesehatan melalui Puskesmas Keliling juga dimasifkan untuk edukasi pemberantasan sarang nyamuk.

"Kalau tidak ada tempat berkembang nyamuk, maka tidak ada kasus. Kami harap orangtua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala," pungkas Sarip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com