Sementara Rafii dan Bowo membantu dalam persiapan atau pengantaran takjil .
Soal rasa sangat relatif. Namun dari beberapa pembeli random dan yang mengunggah di sosial media mengaku, rasa gorengan buatan mereka lebih ringan, bersih dan tidak berminyak. Sambal kacang menjadi pendamping yang sempurna untuk menambah kenikmatan.
Tak heran jika melihat unggahan di sosial media mereka @jangandiamterusbackpaker banyak yang menandai dengan komentar positif. Tak sedikit juga yang repeat order.
“Gak nyangka juga jualan kami bisa dapat respon positif. Kan kami riset, orang Ambon tuh suka makan manis buat buka puasa. Sedangkan yang kami bikin kan gorengan, ciri khas di Jawalah,” sebut Bowo.
Berkat tangan terampil John, sedikit bumbu nekat dan sejumput kepercayaan, takjil tiga jenis itu laris manis diborong hingga puasa hari ke-12.
Baca juga: Gempa Tuban di Surabaya, Eni Tetap Jualan Takjil meski Sempat Tertimpa Runtuhan Atap
Mereka akan berjualan selama bulan Ramadhan. Katanya, uang hasil jualan juga digunakan sebagai modal ketiganya melanjutkan perjalanan kembali ke Depok.
Mereka telah berkeliling Maluku ribuan kilometer selama 10 bulan. Berbagai pulau, kabupaten dan pelosok Maluku telah mereka jajaki.
Tak hanya untuk bersepeda, ketiganya juga belajar tentang budaya, arsitektur, serta kuliner. Informasi yang mereka dapat dituangkan dalam bentuk video.
Selain itu, mereka juga berkreasi panganan yang diadaptasi dari resep lokal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.