Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Marbut di Pekanbaru, Hidup dengan Gaji Kecil yang Telat Dibayar

Kompas.com - 22/03/2024, 16:26 WIB
Idon Tanjung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Meski begitu Dayat mengaku, menjadi marbut tidak hanya untuk mendapatkan uang, tetapi juga mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

"Saya merasa nyaman kerja seperti ini. Pengabdian kepada umat Islam. Selain dapat gaji, juga bisa beribadah dengan tenang dan menjaga rumah Allah," ucap Dayat.

Saat mendaftar menjadi marbut Masjid Paripurna Al-Muttaqin, Dayat harus mengikuti beberapa tes.

Di antaranya, tes mengaji, azan, dan menjadi imam. Setelah lulus, barulah Dayat bisa mendapatkan Surat Keputusan, sebagai tanda diterima. 

Selama hidup di masjid, pemuda ini mendiami sebuah ruangan berukuran 2x4 meter yang bersebelahan dengan bangunan masjid.

Dia tidak bekerja sendiri, ada enam orang lain yang menemaninya bertugas.

"Di sini kami ada enam orang, dengan tugas yang berbeda. Marbut satu orang, yaitu saya, duaa sekuriti, dua cleaning service, dan seorang imam," sebut Dayat.

Baca juga: Cerita Waskim Ingin Habiskan Sisa Hidup Jadi Marbut Masjid Raya Attaqwa Cirebon

Tunggu upah lebih besar

Di samping menjaga masjid, Dayat juga mengajar anak-anak mengaji. Dari situ, ia bisa mendapat tambahan uang.

"Alhamdulillah, saya ngajar anak-anak mengaji. Jadi saya dikasih upahlah. Kadang sebulan dapat Rp 400-500 ribu," kata Dayat.

Sementara, selama bulan puasa, ada saja donatur yang memberikan makanan yang diantar ke masjid. "Kalau hari-hari biasa tak ada. Makan pakai uang sendiri," kata Dayat.

Meski begitu, Dayat mengaku, masih akan bertahan menjadi marbut. Menurut dia, mencari pekerjaan dengan upah yang layak, sulit didapatkan.

"Sementara jadi marbut saja dulu. Kalau nanti ada pekerjaan yang upahnya lebih besar baru pindah kerja," tutur Dayat.

Baca juga: Cerita Waskim Ingin Habiskan Sisa Hidup Jadi Marbut Masjid Raya Attaqwa Cirebon

Anggaran Pemerintah

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setdako Pekanbaru, Tri Sepna Saputra mengatakan, Pemerintah menganggarkan dana untuk honor marbut masjid.

"Untuk masjid paripurna sudah dianggarkan untuk imam, takmir, cleaning service dan sekuriti. Honornya Rp 2,1 juta per bulan," kata Tri, Jumat (22/3/2024).

Pemkot Pekanbaru hanya memberikan honor untuk marbut Masjid Paripurna. Sementara, di masjid non paripurna, hanya imam masjid yang diberikan honor.

Pemerintah, kata dia, juga tidak memberikan tunjangan hari raya alias THR kepada marbut masjid paripurna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com