Kasi Operasi dan siaga Basarnas Banda Aceh, M. Fathur Rahma, mengatakan bahwa proses evakuasi berlangsung selama tiga jam. Proses evakuasi cukup sulit lantaran hanya menggunakan satu kapal, katanya.
Baca juga: Tim SAR Evakuasi 69 Orang Rohingya yang Terapung di Laut
“Alhamdulillah berdasarkan luas area SAR map yang kita petakan pada hari ini membuahkan hasil, mendapat korban dan berhasil kita evakuasi dengan selamat sebanyak 69 orang,” ujar Fathur.
Anggota staf Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Indonesia mengatakan jumlah pengungsi di dalam kapal itu sebanyak 142 orang, merujuk informasi dari pengungsi yang selamat. Namun, hanya 75 yang berhasil diselamatkan.
Namun, ketika ditanya terkait nasib pengungsi lainnya, Fathur mengatakan: “Kami hanya melakukan evakuasi dan tidak menemukan adanya laporan bahwa terdapat korban yang meninggal dunia di atas kapal yang kita lakukan evakuasi."
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, M. Asmiruddin Al Nur, mengatakan kepada BBC News Indonesia bahwa saat ditemukan, kondisi mereka cukup lemah karena mengalami dehidrasi setelah terjebak di tengah laut.
“Kami sudah siapkan ambulans apabila memang ada pengungsi yang membutuhkan tindakan medis yang cepat,” ungkap Asmiruddin.
Korban yang terluka dibawa ke Rumah Sakit Cut Nyak Dien Meulaboh, ujarnya.
Baca juga: Kapal Terbalik, Pengungsi Rohingya Selamat Ditampung Sementara di Kantor Camat
Wakapolres Aceh Barat, Iswahyudi, mengatakan bahwa warga setempat di jalan menuju Desa Beureugang, Kecamatan Kaway XVI membarikade akses jalan bagi truk berisi pengungsi Rohingya yang diselamatkan dari kapal yang terbalik.
Dalam video yang ia bagikan, warga setempat berkerumun mendekati truk tersebut sambil membawa tongkat-tongkat kayu dan berteriak-teriak sambil menunjuk ke arah pengungsi.
Pada akhirnya, truk tersebut terpaksa mundur dan berbalik arah. Saat itu terjadi, para warga kampung itu terdengar bersorak sorai.
“Akhirnya terjadi penolakan dari warga, turun semua masyarakat, ibu-ibu, orang laki, dewasa dan sebagainya,”
“Daripada timbul masyarakat yang kita tidak inginkan, sementara suasana juga masih suasana Ramadan jadi atas persetujuan Pak Bupati, mereka diarahkan ke Gedung PMI,” kata Iswahyudi kepada BBC News Indonesia.
Baca juga: Tim SAR Evakuasi 69 Orang Rohingya yang Terapung di Laut
Sebelum pemerintah daerah memutuskan untuk memindahkan para pengungsi ke tempat bekas perawatan pasien Covid-19 di Desa Beureugang, Iswahyudi mengatakan bahwa mereka sudah berusaha melakukan mediasi dengan warga.
“Mereka sudah tahu akan dibawa ke situ, jadi Kapolsek sudah mulai turun dari awal untuk memediasi warga supaya menerima. Jangan sampai nanti semua terjadi hal yang tidak diinginkan dan akhirnya mereka juga tetap tidak mau menerima,” katanya.
Berbeda dengan kebanyakan sikap warga di Desa Beureugang, Rona Julianda, seorang warga Aceh Barat yang menyaksikan kedatangan pengungsi Rohingya setelah dievakuasi oleh Basarnas, menyatakan simpatinya terhadap para pengungsi.