KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Tangani Banjir Lewat Teknologi Modifikasi Cuaca, BNPB Diapresiasi Mbak Ita

Kompas.com - 18/03/2024, 19:04 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan terima kasih kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan jajaran yang mendukung penanganan banjir di Kota Semarang.

Penanganan banjir yang dimaksud adalah dengan menjalankan teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dioperasikan BNPB selama lima hari, yaitu Jumat (15/3/2024)-Rabu (20/3/2024).

“Namun, Pak Kepala BNPB tadi mengatakan jika masih dibutuhkan (operasi TMC) lagi maka akan berkoordinasi dengan BMKG,” katanya saat melihat persiapan operasi TMC di Lapangan Penerbangan Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Senin (18/3/2024).

Walkot yang akrab disapa Mbak Ita itu berharap, operasi TMC di Kota Semarang membuat intensitas hujan semakin berkurang  dan tidak tinggi lagi," terangnya. 

Baca juga: Pemkot Semarang Fokus Upayakan Penanganan Pascabanjir

Mbak Ita mengakui, jika TMC sangat membantu karena prediksi BMKG selama satu pekan ini terjadi cuaca ekstrem. 

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan, TMC bertujuan mengurangi turunnya hujan.

Oleh karena itu, operasi penanggulangan bencana banjir di seluruh Jawa Tengah (Jateng) bisa berjalan efektif dan efisien. 

"Operasi TMC ini sudah digelar selama tiga hari, mulai 16, 17, dan 18 Maret 2024," katanya. 

Suharyanto mengatakan, pesawat akan terbang tiga kali atau tiga sorti setiap hari. Setiap satu sorti membawa bahan semai yang disebar sebanyak satu ton. 

Baca juga: Banjir di Kaligawe Semarang Surut, Pengendara Roda Dua Mulai Banyak yang Melintas

"Jadi satu hari 3 ton, 3 hari ini sudah 9 ton. Hasilnya, beberapa hari, khususnya di pagi dan siang hari, tidak ada hujan. Memang tadi malam di Kota Semarang masih ada hujan tapi masih terkendali," jelasnya. 

Suharyanto menyebutkan, operasi TMC pada tahap awal akan berlangsung selama lima hari, tetapi pihaknya tetap memantau kondisi cuaca dan terus berkoordinasi dengan BMKG. 

"Hari ini juga ada rapat koordinasi di Kantor Gubernur Jateng dengan Kepala BMKG. Kami akan koordinasi apakah masih harus diperpanjang TMC-nya atau dialihkan ke kota lain," jelasnya. 

Suharyanto mengakui, TMC sangat berharga dan bisa diterapkan baik ketika ada musim hujan maupun ketika terjadi kekeringan. 

Baca juga: Bantaran Sungai Longsor, Jalan Semarang-Salatiga Terancam Putus

"Sifatnya, kalau musim hujan seperti ini, mengurangi dan mengalihkan turunnya hujan. Namun, saat musim panas dan kekeringan, TMC bisa untuk mendatangkan hujan," jelasnya. 

Dia menambahkan, penggunaan bahan semai untuk rekayasa cuaca, selama ini tidak ada efek samping. 

Namun, Suharyanto menegaskan, pihaknya tidak bisa mengatur alam secara terus menerus sehingga TMC dilakukan ketika diperlukan. 

“Dengan TMC, sekarang hujan di Kota Semarang bisa dikurangi, tetapi di belahan kota lain hujan kan dibutuhkan,” ujarnya. 

Oleh karena itu, kata dia, TMC harus dipertimbangkan secara matang sehingga BNPB selalu berkoordinasi dengan BMKG. 

Baca juga: Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Bersihkan Saluran dari Sampah

Untuk diketahui, TMC dilakukan dengan menaburkan bahan semai melalui pesawat. 

Baca tentang

Terkini Lainnya

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com