Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Panjang Banjir Kepung Kota Semarang

Kompas.com - 16/03/2024, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Juli, warga Genuksari, Semarang baru saja kembali ke rumah setelah menumpang isi ulang daya batrai ponsel miliknya ke salah satu keluarganya.

Setelah berjalan satu kilometer, Juli menumpang perahu karet milik Damkar Semarang melewati banjir untuk menuju rumahnya.

Juli adalah salah satu dari belasan ribu korban banjir di Kecamaan Genuk, Semarang, Jawa Tengah yang bertahan selama tiga hari tanpa listrik dan air bersih.

Pemadaman listrik dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya korsleting di area terdampak banjir. Hingga Juli harus menumpang akses listrik ke kelurahan lain yang terkena pemadaman listrik.

"Jadi tiga hari itu hujan terus, sampai pagi sampai malam, terus kondisi udah mati lampu. Jadi area Gebanganom ini udah enggak bisa ada komunikasi lagi, mati lampu, air mati juga, dua hari numpang listrik, ini saya numpang nge-charger ke tetangga sebelah yang masih nyala listriknya, RT sebelah masuk kawasan Gebangsari, kalau sini Genuksari," keluh Juli, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Cerita Korban Banjir Semarang Bertahan Tanpa Listrik dan Kekurangan Air Selama 3 Hari

Juli bercerita air di depan rumahnya mencapai tinggai hampir 1 meter. Namun ia memilih bertahan di rumah dari pada repot mengungsi.

Banjir yang mengepung wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah sejak Rabu (13/3/2024) juga dikeluhkan oleh Amelia, salah satu mahasiswi Universitas Sultan Agung Semarang.

Rumah kos yang dihuninya di Tambakrejo, Gayamsari, Kota Semarang ikut kebanjiran sehingga membuat dia kesulitan beraktivitas sehari-hari.

Menurutnya, banjir tahun ini paling parah dibanding tahun kemarin. Bahkan Amelia pun sempat mengalami demam dan flu akibat banjir.

Tak hanya itu. Ia juga kesulitan mencari makanan siap santai selama beberapa hari terakhir.

"Saya memenuhi kebutuhan selama puasa hanya makan Indomie," katanya.

Baca juga: Meski Banjir di Kota Semarang Mulai Surut, Pemkot Terus Aktifkan 28 Pompa di Sejumlah Titik

Namun begitu, ia enggan mengungsi lantaran takut semakin jauh dari lingkungan kampus.

Banjir di Semarang juga berdampak pada pelayanan kereta api. Total ada 10 rangkaian kereta api dari Stasiun Tawang Semarang yang dibatalkan perjalanannya pada Jumat (15/3/2024).

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto mengatakan, meskipun banjir sudah surut, akses ke arah timur atau arah Surabaya/Solo/Cepu masih terjadi genangan air yang cukup tinggi di petak jalan Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng - Stasiun Alastua.

Selain itu banjir di Kota Semarang mengakibatkan jalur Pantura, Demak, Jawa Tengah macet hingga 16 kilometer pada Kamis (14/3/2024).

Di hari yang sama, ada 76 sekolah dasar di 10 kecamatan terdampak banjir yang diliburkan karena bangunan sekolahnya terendam banjir.

Banjir juga merendam Kota Lama Semarang dengan ketinggian hingga 60 sentimeter. Hal tersebut membuat aktivitas ekonomi lumpuh total.

Baca juga: Cerita Mahasiswi di Semarang Kesulitan Cari Makan karena Banjir Kepung Kosnya

"Semarang kaline banjir..."

Kanal banjir di Semarang tahun 1908KITLV Kanal banjir di Semarang tahun 1908
Semarang seakan-akan tak bisa dilepaskan dari bencana banjir.

Bahkan pada lagu jawa yang berjudul Jangkrik Genggong terdapat lirik "Semarang kaline banjir" yang memiliki arti Semarang sungainya banjir.

Lirik lagi yang dinyanyikan oleh Waldjinah dan rilis tahun 1967 itu sempat menjadi perhatian Ganjar Pranowo saat ia masih menjabat Gubernur Jawa Tengah pada tahun 2018.

Kala itu, saat meresmikan ground breaking sebagai awal proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur, Kota Semarang, Ganjar sempat mengomentari lirik lagu tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com