Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

31 Ton Ikan di Waduk Boyolali Mati akibat Fenomena "Upwelling", Kerugian Capai Rp 890 Juta

Kompas.com - 12/03/2024, 15:14 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Sebanyak 31 ton ikan Karamba Jaring Apung (KJA) Waduk Cengklik di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, mati akibat fenomena upwelling. 

Fenomena upwelling adalah naiknya massa air dasar waduk ke permukaan, dengan membawa bahan beracun sisa pakan.

Kejadian ini membuat puluhan petani KJA Waduk Cengklik terdampak. Adapun kerugian akibat fenomena ini ditaksir mencapai Rp 890 juta.

Baca juga: Terdampak Fenomena Upwelling, Ikan di Waduk Darma Kuningan Diobral Murah

Kepala Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Nurul Nugroho mengatakan, kejadian ikan KJA Waduk Cengklik mati massal bermula Sabtu (9/3/2024). Saat itu cuaca mendung dan tidak ada angin selama sehari. 

Kondisi tersebut mengakibatkan naiknya massa air dasar waduk ke permukaan, dengan membawa bahan beracun sisa pakan.

"Hari minggu pagi ikan di KJA mati 80 persen dan berlanjut sampai malam," kata Nugroho dikonfirmasi, Selasa (12/3/2024).

Lalu kematian ikan KJA Waduk Cengklik masih berlanjut hingga Senin (11/3/2024) siang.

Dampak dari kejadian ini dirasakan oleh semua pembudidaya Ikan KJA di Waduk Cengklik. Salah satunya dari Kelompok Sumber Rejeki (Sobokerto) yang berjumlah 37 anggota dengan kematian ikan mencapai 14 ton.

Kemudian Kelompok Tirto Panguripan dengan 21 anggota dengan kematian ikan mencapai 10 ton. Lalu Kelompok Ngudi Makmur Desa Ngargorejo dengan jumlah kematian 7 ton.

"Jumlah total kematian ikan keseluruhan mencapai 31 ton dan total kerugian Rp 890 juta," jelas Nugroho.

Pihaknya mengimbau, para petani KJA Waduk Cengklik mengurangi pemberian pakan ikan sampai cuaca dan kondisi perairan membaik. Kemudian mengevakuasi ikan yang mati dari air dengan penguburan.

"Ada bantuan dari Pemkab Boyolali untuk meringankan kerugian petani KJA di Waduk cengklik dan sebagai modal untuk melakukan usaha lagi," ungkap dia.

Pascakejadian itu, jelas Nugroho, pihaknya akan melakukan monitoring terhadap kualitas air Waduk Cengklik pada Rabu 13 Maret 2024 pagi.

"Akan dilakukan monitoring kualitas air besok pagi dari Tim Bidang Perikanan Disnakkan dan Posikandu," kata Nugroho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com