Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.198 Rumah Warga Terdampak Banjir, Kota Kendari Berstatus Tanggap Darurat Bencana

Kompas.com - 08/03/2024, 16:26 WIB
Kiki Andi Pati,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS. com – Pemerintah Kota Kendari menetapkan status tanggap darurat bencana usai sejumlah wilayah diterjang banjir, longsor dan pohon tumbang pada Kamis (7/3/2024) dini hari.

Status tanggap darurat bencana dikeluarkan Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Muhammad Yusuf usai menggelar Rapat Koordinasi penanggulangan bencana banjir bersama Forkopimda, Kamis (7/3/2024).

Yusuf mengatakan status tanggap darurat berlaku selama 15 hari ke depan. Status ini juga mempertimbangkan data BMKG mengenai curah hujan sedang hingga lebat yang masih akan melanda Kota Kendari tiga hari ke depan.

Baca juga: Kuras Air Banjir, Prajurit TNI di Kendari Meninggal Tersengat Listrik

“Hari ini saya melihat mulai dari semalam, terima kasih bapak TNI/Polri, Basarnas, BMKG terus berjibaku bersama-sama membantu menangani banjir yang terjadi di Kota Kendari, terus semangat jaga kesehatan untuk membantu korban banjir di Kota Kendari,” kata Yusuf ditemui di kantor Gubernur Sultra, Jumat (8/3/2024).

Dia mengatakan, terdapat 8 kecamatan yang paling parah terdampak banjir. Selain itu, per hari ini, ada tiga titik yang mengalami longsor yakni kelurahan Kemaraya, Kelurahan Benua benua dan Kelurahan Tipulu.

Total ada 63 kelurahan di 11 kecamatan diterjang bencana banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di Kota Kendari.

Lebih lanjut, dia meminta agar Early Warning System atau sistem peringatan dini bencana dapat langsung diterima oleh masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengambil langkah yang terbaik sebelum terjadinya bencana.

2.198 rumah warga terdampak

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, Fadlil Suparman mengungkapkan, hingga Jumat (8/3/2024), ada 2.198 rumah terdampak banjir yang tersebar di 11 kecamatan.

Terdapat dua Kelurahan yang paling parah terdampak banjir bandang, longsor dan pohon tumbang, yakni Kelurahan Kampung Salo dan Kelurahan Sanua.

Di Kelurahan Kampung Salo sebanyak 512 rumah terendam banjir.

"Kami mencatat sebanyak 5 rumah terbawa arus di Kelurahan Sanua, dan 57 rumah terkena tanah longsor di Kecamatan Kendari dan Kendari Barat," kata Fadli.

Pihaknya juga telah mendirikan posko dan dapur umum di dua lokasi terparah bencana.

Pemkot Kendari, lanjut Fadlil telah menyerahkan bantuan kepada warga korban bencana banjir, longsor dan pohon tumbang.

Sementara itu, Kepala BMKG Kendari, Sugeng Widarko mengungkapkan curah hujan sedang dan tinggi di Kota Kendari disebabkan adanya belokan angin (shearline) yang dapat meningkatkan pertumbuhan curah hujan.

“Ini bisa menyebabkan curah hujan sedang hingga lebat. Kalau hujan yang semalam itu kami sudah di kategori ekstrem, karena kalau dihitung dalam jam itu. Curah hujan yang tercatat itu 173,6 mm dan kalau kita lihat normalnya di bulan Maret itu sekitar 290-an atau 300 dan ini sudah hampir kita capai dalam dasarian 1 dan kita baru masuk tanggal 7,” jelasnya.

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Kendari, Mobil dan Rumah Hanyut, Pasien di RS Dievakuasi

Selain karena pengaruh arah belokan angin, Kepala BMKG menyebut fenomena ini dipengaruhi juga oleh Madden Julian Oscillation sehingga berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Kendari.

Sebelumnya diberitakan, banjir menerjang kota Kendari pada Kamis (7/3/2024) dini hari. Akibatnya ratusan rumah warga di beberapa kelurahan di Kota Kendari terendam banjir.

Tak hanya itu, banjir juga merendam rumah sakit Santa Ana Kendari, dan pasien harus dievakuasi ke tempat lebih aman.

Selain itu, satu unit rumah dan sebuah mobil hanyut terseret arus sungai di lorong Lasolo Kelurahan Sanua, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com