Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawatan Lebih Mudah, Wayang Fiber dari Ambarawa Diminati Kolektor

Kompas.com - 07/03/2024, 08:44 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Dari kios yang tak seberapa luas di Pasar Promosi UMKM yang berada di sekitaran Gua Maria Kerep, Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Kusbiantoro (37) terus berkreasi membuat wayang dengan bahan dasar utama fiber.

Bukan tanpa alasan warga Lingkungan Patoman Kelurahan Kranggan, Kecamatan Ambarawa tersebut, membuat wayang berbahan fiber. Semua berawal di tahun 2020, ketika dia mendapat pesanan dari pembeli asal Jakarta.

"Pembeli tersebut beragama Buddha, dia ingin memesan wayang tapi tidak berbahan kulit makhluk hidup. Saat itu saya mencoba dari kertas, tapi hasilnya kurang maksimal," ungkapnya, Rabu (6/3/2024).

Baca juga: 5 Kerajinan Tangan di Indonesia, Salah Satunya Wayang Kulit

Setelah melakukan serangkaian percobaan dan masukan dari beberapa teman, Kusbiantoro mencoba membuat wayang berbahan fiber.

"Ternyata hasilnya cukup bagus, secara kualitas juga disenangi pembeli atau pemesan wayang," ujarnya.

Meski begitu, dia mengakui setiap bahan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bahan fiber dinilainya lebih tahan cuaca dan perawatan mudah. Sementara kulit, secara kualitas sangat bagus.

Menurutnya, pembuatan wayang fiber juga terhitung mudah. Alatnya pun cukup menggunakan solder yang dimodifikasi sebagai penatah atau alat ukir.

"Untuk pembuatan satu wayang membutuhan waktu kisaran 30 jam hingga 90 jam, tergantung ukuran wayang dan kerumitannya. Kalau ukuran normal sekira 75 sentimeter, dengan bahan fiber ketebalan 0,8 atau 1,2 mili," ucapnya.

Mulanya, gambar wayang yang akan diukir di kertas. Setelah itu diukur, dipotong, dan diamplas hingga halus dan seratnya keluar.

Kemudian ditatah atau diukir dengan solder modifikasi hingga membentuk wayang sepenuhnya.

"Kalau sudah jadi, lalu dicat dengan akrilik yang memiliki daya tempel kuat sehingga awet," kata Kusbiantoro.

Harga wayang fiber buatan Kusbiantoro dibanderol dengan harga Rp 260.000 hingga Rp 900.000.

"Harga itu tergantung ukuran dan kerumitannya, karena membutuhkan pengerjaan yang lebih lama. Kalau yang bentuk Gunungan, harga bisa Rp 1 juta untuk ukuran besar," ungkapnya.

Menurutnya, wayang fiber mulai banyak diminati oleh kolektor dari berbagai daerah.

Baca juga: Gelar Hiburan Wayang Banjar 6 Malam Berturut-turut, Pemkab HST Cetak Rekor Muri

"Alasannya ya itu tadi, dinilai lebih tahan cuaca baik panas atau dingin, serta perawatannya lebih mudah saat dipajang. Paling banyak kolektor dari Jakarta, Magelang, dan Kalimantan, serta beberapa daerah lain," kata Kusbiantoro.

Kusbiantoro mengatakan, dirinya menyukai wayang sejak bersekolah di tingkat SMP. Dia belajar dari kakeknya mengenai seni pedalangan dan pengetahuan terkait tokoh-tokoh pewayangan.

"Lalu saya menekuni dunia lukis dan membuat wayang ini mulanya hanya sampingan, namun ternyata yang sampingan malah jadi yang utama. Sekarang melukis hanya sesekali kalau ada pesanan," ujarnya.

Pembuatan wayang fiber ini, kata Kusbiantoro, juga bertujuan semakin mengenalkan budaya dan kesenian leluhur ke generasi muda. Harapannya, kian banyak yang menggemari wayang dan melestarikannya hingga ke anak-cucu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Satu Keluarga Selamat dari Banjir Lahar Dingin Usai Panjat Loteng

Cerita Satu Keluarga Selamat dari Banjir Lahar Dingin Usai Panjat Loteng

Regional
Menganyam Rotan, Menganyam Hidup...

Menganyam Rotan, Menganyam Hidup...

Regional
Pasangan Petahana Sutarmidji-Norsan Maju Pilkada Kalbar

Pasangan Petahana Sutarmidji-Norsan Maju Pilkada Kalbar

Regional
Komandan KKB Dokoge Paniai Ditangkap

Komandan KKB Dokoge Paniai Ditangkap

Regional
Bantu Korban Banjir Lahar di Sumbar, Bupati Solok Kerap Di-'bully' Pencitraan

Bantu Korban Banjir Lahar di Sumbar, Bupati Solok Kerap Di-"bully" Pencitraan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pengantin Perempuan di Halmahera Selatan Ternyata Laki-laki, Diketahui Usai Dicek Bidan dan Aparat Desa

Pengantin Perempuan di Halmahera Selatan Ternyata Laki-laki, Diketahui Usai Dicek Bidan dan Aparat Desa

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Letusan Gunung Ibu di Halmahera Barat, Warga 4 Desa Dievakuasi dan Terjadi Badai Petir Vulkanik

Letusan Gunung Ibu di Halmahera Barat, Warga 4 Desa Dievakuasi dan Terjadi Badai Petir Vulkanik

Regional
Cerita Polisi Turis WSL Krui Lampung Hadapi Bule Tak Bisa Bahasa Inggris

Cerita Polisi Turis WSL Krui Lampung Hadapi Bule Tak Bisa Bahasa Inggris

Regional
Buruh Bangunan di Ambon Dibacok OTK Saat Mencari Sang Anak

Buruh Bangunan di Ambon Dibacok OTK Saat Mencari Sang Anak

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com