SEMARANG, KOMPAS.com - Bagi masyarakat Kota Semarang, Pasar Dugderan menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan. Pasalnya, Pasar Dugderan yang digelar di kawasan Masjid Agung Kauman Semarang itu menyajikan beragam stand kuliner, pakaian, pernak-pernik, hingga mainan anak-anak.
Meski tak ada wahana permainan khas Pasar Dugderan, seperti Tong Setan, Ombak Banyu, hingga Bianglala, pasar ini masih ramai dikunjungi masyarakat.
Ketua Panitia Dugderan, Khoirul Ikhsan menyebut, Pasar Dugderan merupakan tradisi suka cita untuk menyambut bulan suci Ramadhan di Kota Semarang.
Pada tahun ini, Pasar Dugderan diramaikan oleh lebih dari 200 stan kuliner, pakaian, pernak-pernik, hingga mainan tradisional anak-anak.
Baca juga: Melihat Warak Ngendog, Mainan Khas Jelang Ramadhan di Pasar Dugderan Semarang
"Pasar Dugderan tahun 2024 yang keliahatan nyata beda itu dari wahana permainannya. Kalau tahun 2023 ada, tahun ini tidak ada," ucap Ikhsan kepada KOMPAS.com, Senin (4/3/2024) malam.
Dia menyebut, tak adanya wahana permainan pada tahun ini karena ada sejumlah poin evaluasi terhadap penyelenggaraan tahun lalu.
Diketahui, pada tahun lalu ada kecelakaan di salah satu wahana permainan. Selain itu, wahana permainan di beberapa ruas jalan menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Meski demikian, imbuh Ikhsan, antusias masyarakat Semarang maupun luar kota sangat luar biasa.
Bahkan, pasar yang digelar pada 28 Februari hingga 8 Maret 2024 ini selalu ramai dikunjungi pada sore hingga malam hari.
"Antusias masyarakat ramai juga. Karena pengelola meramu menjadi sebuah daya tarik, dengan adanya kuliner kekinian. Ya keramaiannya tentatif perhari," tutur dia.
Di samping itu, dirinya mengimbau masyarakat yang datang ke Pasar Dugderan untuk berhati-hati dan menjaga barang pribadi seperti dompet dan handphone saat di keramaian.
Ikhsan berharap, Pasar Dugderan bisa aman dari tindak kriminal. Sehingga bisa bertambah ramai hingga puncak acara tanggal 9 Maret 2024.
"Setelah ada pasar ini, dilanjutkan 9 Maret ada prosesi Dugderan, sebagai wujud awal akan dilaksanakannya Ramadan. Semoga semakin meriah," ucap Ikhsan.
Sementara itu, salah satu pedagang mainan Warak Ngendog, Musarofah, mengaku, pada tahun ini peminat mainan Warak Ngendok di standnya itu mengalami kenaikan yang pesat dibanding tahun kemarin.
"Alhamdulillah Pasar Dugderan tahun ini ramai. Penjual Warak Ngendog cuma saya di sini," tutur Musarofah.
Lebih jelas Musarofah mengatakan, Warak Ngendog yang dijualkannya memiliki ukuran yang berbeda-beda. Mulai dari ukuran kecil, sedang, hingga besar.
Baca juga: Tradisi Dugderan di Semarang Akan Digelar Meriah, Bakal Banyak Beduk Raksasa
"Harganya kalau kecil Rp35 ribu, ada yang Rp75, yang besar Rp 200 ribu. Sampai sekarang udah terjual sekitar 80 warak," tutur dia.
Salah satu pengunjung dari Banyumanik, Fania, mengaku, selalu datang ke Pasar Dugderan tiap tahunnya.
Meski tidak ada wahana permainan, dirinya menyebut, Pasar Dugderan tetap seru lantaran menyajikan beragam stand kuliner.
"Ke sini karena pengen nyobain kulinernya. Tadi udah makan nasi glewo, cireng, tahu walik," pungkas Fania.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.